Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gantungan Baju Pun Impor, Ini Kata Menkop UKM

Kompas.com - 27/10/2020, 10:35 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, banyaknya barang-barang konsumsi yang diimpor ke Indonesia, disebabkan daya saing dan pasar yang masih lemah dibanding negara luar lainnya. Contohnya bersaing dengan China.

"Sekarang banyak barang-barang konsumsi sepele, ya gantungan baju lah, alat-alat pertanian sederhana, kesehatan sederhana yang bisa diproduksi oleh dalam negeri. Tapi karena market-nya dari luar masuk ke sini besar, jadi saya kira opportunity-nya menjadi banyak," ujar Teten dalan webinar virtual 1001 Cara UMKM Jadi Juara, Senin (26/10/2020).

"Memang soal daya saing pasti kita kalah. Produk kita seperti produk-produk manufaktur dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk China yang ternyata semua bahan bakunya diimpor," lanjut dia.

Baca juga: Gantungan Baju Pun Impor, Luhut Geram

Oleh sebab itu, ke depannya, pemerintah berupaya agar industri dan UMKM memproduksi barang konsumsi dengan barang setengah jadi atau menggunakan dari bahan baku lokal.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah memberikan arahan kepada seluruh menterinya agar tak lagi mengizinkan impor produk-produk barang konsumsi. Karena sebenarnya produk konsumsi menurut Teten, bisa dihasilkan oleh produk dalam negeri.

"Misalnya industri buah-buahan, yang secara perlahan pemerintah mengatur bagaimana supaya buah lokal itu diserap market. Kita lihatlah dalam beberapa tahun terakhir sebelum covid, buah-buah lokal mulai mendominasi di toko-toko buah. Termasuk toko buah modern," katanya.

Maka dari itu, kualitas barang juga jadi fokus pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

"Ini kan kalau market-nya makin besar para petani juga terangsang untuk memproduksi dan terus dipertahankan. Tuntutan akan kualitas barang juga akan diperbaiki oleh para produsennya. Juga melibatkan penelitian kampus untuk menyediakan yang lebih enak, warnanya bagus," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia gemar mengimpor barang. Bahkan, gantungan baju pun juga diimpor dari negara lain.

Hal ini dia kemukakan di hadapan para dosen dari berbagai universitas dalam tayangan virtual Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

"Misalnya kita masih mengimpor, Anda bisa bayangkan gantungan baju kita masih impor. Saya bilang sama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), ngapain itu impor-impor semua. Suruh saja bikin di dalam negeri. Itu kan bukan rocket science. Kenapa enggak bisa?" ucapnya.

Baca juga: Indonesia Kaya Bahan Baku, Luhut: Selama Ini Kita Hanya Gali-gali dan Ekspor...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com