Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Tegaskan Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan Makin Terbatas

Kompas.com - 25/02/2021, 12:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, ruang penurunan suku bunga acuan BI-7DRRR semakin terbatas.

Penurunan suku bunga bank sentral menjadi lebih terbatas seiring masifnya BI menurunkan suku bunga 150 basis poin (bps) sepanjang tahun 2020.

"Kami sampaikan sekarang BI sudah sangat agresif menurunkan suku bunga jadi 3,50 persen. Tentu saja room kami untuk menurunkan suku bunga jadi lebih terbatas," kata Perry dalam CNBC Outlook, Kamis (25/2/2021).

Baca juga: BI Bakal Terbitkan Mata Uang Digital Bank Sentral

Terbatasnya pemangkasan suku bunga juga menjadi penegas bahwa BI tak akan mengadopsi tren suku bunga mendekati 0 persen seperti yang dilakukan bank sentral AS, The Fed.

Perry menegaskan, keputusan pemotongan suku bunga mengacu pada faktor-faktor internal dan eksternal, termasuk inflasi yang berbeda di masing-masing negara.

"(Inflasi) Negara maju mendekati 0 persen. Indonesia kan sasarannya 3 persen plus minus 1 persen. Itu kenapa karena inflasi rendah kami turunkan (suku bunga)," papar Perry.

Penurunan pun mempertimbangkan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri.

Sebab, bagaimana pun, Indonesia masih membutuhkan aliran modal asing dari luar negeri di pasar keuangannya.

Baca juga: Suku Bunga BI Rendah, DPR Soroti Suku Bunga Kredit yang Tak Kunjung Turun

Namun, bukan berarti, penurunan suku bunga yang terbatas membuat bank sentral tidak mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Perry bilang, bank sentral sudah jor-joran menggelontorkan stimulus moneter dan makroprudensial.

Tercatat bank sentral sudah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp 750,38 triliun atau sekitar 4,86 persen dari PDB sejak tahun 2020.

Injeksi terdiri dari Rp 726,57 triliun pada tahun 2020 dan sebesar Rp 23,81 triliun pada tahun 2021 hingga 16 Februari 2021.

Baca juga: BI: Likuiditas Perekonomian Melambat di Januari, tetapi Tetap Tumbuh Positif

Bank Indonesia pun memberli SBN di pasar perdana hingga 16 Februari 2021 sebesar  Rp 40,77 triliun, terdiri dari sebesar Rp 18,16 triliun melalui mekanisme lelang utama dan sebesar Rp 22,61 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO). 

"Bukan berarti kami tidak mendorong pemulihan. Kami menambah likuiditas di perbankan, kami juga ikut membiayai APBN, dan melakukan digitalisasi sistem pembiayaan. Kami sudah all out," pungkas Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com