Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktunya Beli Obligasi Negara Mumpung Harganya Turun

Kompas.com - 02/03/2021, 15:07 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara Amerika Serikat (US Treasury Bond - T-Bond) sepanjang pekan lalu telah mendorong kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN).

Pekan lalu, T-bond sempat melesat hingga 1,52 persen. Ini level tertinggi sejak awal Februari 2020 yang memicu koreksi harga SBN di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia.

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Budi Hikmat mengatakan kenaikan yield T-bond merefleksikan kepercayaan pasar akan pemulihan ekonomi Amerika Serikat sehingga berpotensi memicu inflasi.

Baca juga: Ada Aturan Baru, Benarkah Upah Cuti Pekerja Tidak Dibayar?

 

Penguatan ekonomi di negeri Paman Sam ditunjukkan dengan kenaikan upah di AS yang tumbuh 5,4 persen year on year (YoY) di Januari 2021 menyusul kenaikan harga properti 10,86 persen yoy yang jauh di atas rata-rata sebesar 5 persen.

“Dengan harga penjualan rumah yang masih bisa naik dan kenaikan upah di masa pandemi, menunjukkan perekonomian Amerika menguat, apalagi bila vaksinasi sukses. Inilah yang melandasi kenaikan yield T-bond. Dan ini khabar baik untuk asset seperti saham,” ungkap Budi Hikmat, keterangan pers, pada Selasa (2/3/2021).

Bahana TCW juga mencermati langkah Bank Indonesia dalam melakukan pengendalian di pasar sekunder untuk pertama kalinya pada tahun 2021. Sejak pandemi, BI memang terlihat fokus dalam menstabilkan pasar obligasi, terutama di pasar sekunder.

Kendati asing melakukan take profit di pasar obligasi, Bahana TCW, anak usaha Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) melihat masih positif mengingat arus dana asing masih mengalir sebesar Rp 2,5 triliun sepanjang tahun 2021 (ytd).

Baca juga: Produksi Beras Naik Tipis, Kementan: Hasil yang Menggembirakan

“Mencermati koreksi yield SBN hingga mendekati 6,6 persen, kami merekomendasikan agar investor dapat mengambil peluang untuk berinvestasi di pasar obligasi selain berinvestasi di saham,” saran Budi Hikmat.

Bahana TCW memproyeksi, yield obligasi negara berada di level 5,8 persen pada akhir tahun. Investor domestik kini memiliki pilihan untuk membeli SBN di pasar primer melalui lelang dan atau membeli di pasar sekunder yang harganya lagi jatuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com