Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Indonesia Telah Lewati Krisis Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Kompas.com - 28/03/2022, 16:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank/WB) menyatakan, Indonesia telah berhasil melewati krisis Covid-19, lebih cepat dibanding negara lain.

Hal ini terlihat dari kondisi perekonomian yang sudah mencapai level seperti sebelum pandemi Covid-19. Sepanjang tahun 2021, ekonomi telah tumbuh sebesar 3,69 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Perekonomian Indonesia telah melewati krisis lebih baik daripada banyak perekonomian lain di dunia berkat pengelolaan ekonomi makro," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Satu Kahkonen dalam Indonesia PPP-Day Plenary Session secara virtual, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Bank Dunia Gelontorkan Rp 2.245 Triliun Tangani Pandemi, Jumlah Terbesar Sepanjang Sejarah

Menurut Kahkonen, pemulihan ekonomi yang makin menggeliat terjadi lantaran Indonesia mengkoordinasi sumber daya kesehatan dan bantuan sosial ke seluruh negeri.

Dia mengakui, pandemi bukanlah krisis yang mudah untuk ditangani, karena bergeser ke krisis sosial hingga krisis ekonomi.

"Dua tahun terakhir penuh tantangan, karena pandemi terus menyebabkan krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," beber dia.

Kendati demikian, Indonesia tidak serta-merta harus berpuas diri. Saat ini kata Kahkonen, fokusnya harus bergeser ke pemulihan ekonomi dan mengatasi perubahan iklim.

Baca juga: Pemerintah Sampaikan Progres Bansos PKL hingga G20 ke Bank Dunia

Indonesia sendiri meratifikasi Perjanjian Paris (Paris Agreement) didalamnya terdapat komitmen National Determined Contribution (NDC) 2016.

Dalam dokumen itu, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan dukungan internasional

"Perubahan iklim adalah tantangan yang menentukan zaman kita pada tahun 2030. Indonesia punya komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat dan sedang mempersiapkan transisi sektor energi," ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, transisi Indonesia dari energi batu bara menuju energi rendah karbon akan bergantung pada keterlibatan aktif sektor swasta.

Pemerintah di Indonesia atau di negara lain tidak dapat melakukan transisi dengan sukses tanpa dukungan pihak swasta. Apalagi saat ini, kondisi fiskal di banyak negara makin tertekan akibat pandemi Covid-19.

"Dibutuhkan upaya semua orang, pemerintah, hingga sektor swasta, hingga masyarakat sipil dan mitra pembangunan," tandasnya.

Baca juga: Bank Dunia: Kekayaan Global Meningkat, tetapi Memperburuk Ketimpangan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com