Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan gara-gara Gaji Besar Karyawan, Ini Penyebab Marak PHK Massal Startup Menurut AC Ventures

Kompas.com - 06/12/2022, 17:23 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan atau startup marak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Fenomena ini terjadi di Indonesia maupun banyak negara lain.

Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengatakan, fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurutnya, faktor pertama adalah dari sisi eksternal, seperti perang, inflasi, hingga akhirnya memicu lonjakan suku bunga acuan bank sentral berbagai negara.

"Ada faktor perang di awal 2022 dan terjadi kenaikan suku bunga untuk penanganan inflasi. Kenaikan suku bunga ini mempengaruhi cost of capital yang terjadi di pasar," kata Pandu dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).

Baca juga: [POPULER MONEY] Sri Mulyani Kerap Dapat Tagihan dari Bos Pertamina dan PLN | Penyebab Startup Lakukan PHK Massal

Soal siklus bisnis

Faktor kedua, ekspektasi tinggi dari investor setelah melihat siklus bisnis atau business cycle yang terjadi dengan sangat cepat bagi perusahaan, khususnya sektor teknologi ketika momentum pandemi Covid-19. Perusahaan teknologi disebut mengalami percepatan pertumbuhan dalam pada 2020-2021.

"Ini bisnis cycle yang amat cepat. Saat tahun 2020 terjadi pandemi, suku bunga menurun, pemerintah membantu dan banyak tumbuh perusahaan teknologi karena banyak shifting dari offline to online. Dan banyak perusahaan teknologi berkembang lebih cepat dari yang diharapkan selama 2020 sampai 2021," tutur Pandu.

Baca juga: Ini Salah Satu Penyebab Startup Lakukan PHK Massal

Soal gaji karyawan

Terkait dengan besarnya gaji karyawan, Pandu menilai, hal itu bukan menjadi salah satu pemicu fenomena PHK. Sebab, SDM bukan menjadi pengeluaran terbesar perusahaan startup.

Besarnya gaji yang diberikan startup dinilai sebagai sebuah tren untuk mendapat talenta terbaik di beberapa tahun lalu. Adapun pada tahun ini diakui sudah semakin menurun.

Baca juga: Gelombang PHK Startup: Biaya Operasional, Dana Investor, hingga Pemenuhan Hak Karyawan

Strategi bakar uang

Menurut Pandu, yang menjadi faktor ketiga terjadinya badai PHK adalah karena beberapa tahun lalu perusahaan banyak melakukan bakar uang sebagai strategi mendapatkan pasar yang besar.

"Anggaran perusahaan terbesar bukan di sumber daya manusia. Banyak perusahaan kini refocus pada bisnis mereka dan dan mengurangi burning cost, entah itu di marketing cost, business processing cost, semuanya itu dikurangi secara signifikan," ucap Pandu.

Baca juga: Kurangi Bakar Uang, Startup Dinilai Harus Pikirkan Cari Untung

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com