Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Efek Kebangkrutan SVB ke Pergerakan Harga Kripto

Kompas.com - 16/03/2023, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar aset kripto selama sepekan terakhir menunjukkan penguatan. Bullish-nya pasar aset digital itu dinilai merupakan imbas dari sentimen kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB).

Mengacu data Coinmarketcap, harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, hingga Kamis (16/3/2023) sore hari diperdagangkan di kisaran Rp 381,42 juta per keping.

Dibandingkan posisi 24 jam terakhir, harga Bitcoin memang terkoreksi 0,55 persen. Namun, dibanding dengan pekan lalu, harga Bitcoin telah melesat 12,51 persen.

Baca juga: Krisis Perbankan Menyebar hingga ke Eropa, Harga Kripto Rontok

Bukan hanya Bitcoin, kenaikan harga juga dicatatkan oleh kripto besar lain. Ethereum  menguat 6,42 persen dalam kurun waktu sepekan terakhir, BNB naik 8,94 persen, hingga Polygon menguat 7,47 persen.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, bullish-nya pasar kripto ditengarai dipicu oleh krisis perbankan yang terjadi di Negeri Paman Sam, salah satunya perihal kasus SVB. Menurutnya, kasus tersebut menimbulkan adanya peralihan menuju pasar kripto.

"Adanya kasus ini, menyebabkan banyak investor yang mengalihkan dananya ke aset kripto khususnya Bitcoin sebagai suatu aset lindung nilai. Dengan naiknya harga Bitcoin, memicu altcoin untuk naik juga," tutur dia dalam keterangannya, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan di Indonesia Tak Ada yang Tersangkut Kasus Silicon Valley Bank


Lebih lanjut Oscar bilang, terdapat sejumlah pihak yang mengkhawatirkan dampak dari penutupan 3 bank di AS terhadap pasar kripto. Namun ia menilai, kasus tersebut tidak akan berdampak negatif, bahkan justru berdampak positif bagi perdagangan pasar kripto dalam negeri.

"Persyaratan suatu crypto exchange Indonesia yang berdiri dan teregulasi yaitu harus menyimpan cadangan uangnya di bank bank Indonesia," katanya.

"Maka dari itu saya rasa exchanger crypto Indonesia tidak ada yang menggunakan SVB untuk menampung uang," tambah dia.

Baca juga: BNI Ventures Pastikan Tidak Terdampak Bangkrutnya Silicon Valley Bank

Di tengah bullish-nya pasar kripto, Oscar mengingatkan kepada investor untuk bertransaksi secara bijak. Tingginya fluktuasi pasar kripto membuat investor perlu melakukan riset terlebih dahulu sebelum bertransaksi.

"Agar mengetahui koin atau token yang tepat untuk membeli dan waktu yang tepat untuk membeli. Dengan melakukan Do Your Own Research dan belajar analisa kripto diharapkan investor bisa bertransaksi dengan bijak," ucapnya.

Baca juga: Setelah Silicon Valley Bank, Giliran Credit Suisse Swiss yang Bermasalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com