Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 28/03/2023, 21:30 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Senior Economist DBS Bank Radhika Rao yang mengatakan, konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh 4,8 hingga 5 persen di kuartal II 2023. Hal ini sejalan dengan dimulainya bulan suci Ramadhan, serta Idul Fitri 2023.

"Seperti trend musiman, akan ada banyak travel serta perayaan, sehingga banyak orang mulai membelanjakan uangnya di awal Ramadhan," kata Radhika di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Radhika memperkirakan selama tahun ini, konsumsi masyarakat akan cukup stabil dibandingkatn tahun lalu, akibat pandemi Covid-19. Dengan tumbuhnya konsumsi, Rao memperkirakan ekonomi Indonesia bisa ikut tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan.

Oultook pertumbuhan ekonomi akan cukup stabil di 2023, kami harap pertumbuhan masa pre pandemi sekitar 5 persen,” ujarnya.

Baca juga: BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Senada dengan Rhadika, Head of Research DBS Group Maynard Arif mengatakan, pada kuartal II tahun 2023, pola konsumsi masyarakat mulai mengalami tren pertumbuhan, yang juga didukung oleh Tunjangan Hari Raya (THR) dari perusahaan tempat bekerja.

“Konsumsi membaik, karena adanya THR. Inilah mengapa di kuartal II-2023, konsumsi tumbuh lebih baik dibandign kuartal sebelumnya,” kata Maynard.

Namun, yang menjadi tantangan adalah inflasi, yang mendorong harga-harga kebutuhan menjadi semakin mahal. Maynard mengatakan, masyarakat bahkan menilai kenaikan harga jauh dari apa yang disampaikan pemerintah.

“Berdasarkan survei kami, masyarakat menyebut inflasi yang dirasakan lebih tinggi daripada data yang diberikan pemerintah. Masyarakat menilai kenaikan harga lebih dari 10 persen, dan secara keseluruhan konsumen merasakan dampak ayng besar dari inflasi,” ungkapnya.

Baca juga: Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Konsumen juga khawatir bahwa dampak inflasi ini akan terasa cukup lama dan akan berlanjut di tahun 2023. Dampak ini juga merubah bagaimana masyarakat menggunakan uangnya, dimana dua per tiga dari masyarakat mulai merubah pola konsumsi mereka.

Masyarakat mengah bawah cenderung mengganti produk atau kebutuhan mereka dengan harga yang lebih murah. Sementara kelas atas tidak merubah cara belanjanya, tapi lebih kepada membatasi frekuensi pengeluaran sekunder mereka.

“Konsumen kelas atas, tetap membeli barang mahal, tapi memang frekuensinya berkurang. Secara keseluruhan, Lebaran tahun ini kami perkirakan akan ada kenaikan konsumesi karena THR dan kebijakan pemerintah yang longgar, termasuk mudik. Hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indoensia,” tegas dia.

Baca juga: Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com