Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Menguat Didorong Data Pelemahan Ekonomi AS

Kompas.com - 05/04/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia melanjutkan penguatan di atas level 2.000 dollar AS per ons pada akhir perdagangan Selasa (4/4/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB.

Penguatan harga emas didukung pelemahan dollar AS dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS), serta data ekonomi AS yang melemah dan kekhawatiran terkait inflasi yang dipicu kondisi pasar minyak.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 1,8 persen menjadi di level 2.020,04 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 1,9 persen ke level 2.038,30 dollar AS per ons.

Baca juga: Investasi Emas Fisik Vs Emas Digital, Pilih Mana?

Data aktivitas manufaktur AS pada bulan Maret mengalami kemerosotan ke level terendah dalam hampir tiga tahun. Kondisi ini memperkuat perkiraan pasar bahwa bank sentral AS bakal memperlambat kenaikan suku bunga.

Saat ini, pasar melihat peluang sekitar 40 persen bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) di Mei mendatang, dengan peluang sekitar 60 persen suku bunga dipertahankan.

Di sisi lain, kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+ memangkas produksi minyak sebesar 1,16 juta barel per hari (bpd) mulai Mei mendatang telah mengejutkan pasar.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula


Pemangkasan produksi itu bakal mengerek harga minyak dunia menjadi lebih tinggi, yang kemudian pada akhirnya berdampak pada peningkatan inflasi.

"Kita berada dalam latar belakang yang sangat positif untuk emas, di mana kita memiliki data ekonomi yang melambat seiring dengan tekanan inflasi yang tetap tinggi," ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Sementara itu, dollar AS mengalami pelemahan, setelah data menunjukkan lowongan pekerjaan AS pada bulan Februari turun ke level terendah hampir dua tahun, sejalan dengan menurunnya aktivitas manufaktur.

Baca juga: Bingung Investasi Emas atau Bitcoin? Simak 4 Perbedaan Keduanya Berikut!

Pelemahan dollar AS tersebut membuat harga emas batangan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.

Alexander Zumpfe, Dealer Logam Mulia di Heraeus menilai, harga emas kemungkinan akan tetap kuat dan stabil ke depannya dengan bertahan di sekitar 2.000 dollar AS per ons, atau bahkan bisa lebih tinggi lagi.

"Angka 2.050 dollar AS dapat bertindak sebagai level resistensi yang penting, dan jika ditembus, harga dapat dengan cepat melambung ke level tertinggi sepanjang masa,” kata Alexander.

Baca juga: Pluang Gandeng Tokopedia Hadirkan Fitur Investasi Emas, Mulai dari Rp 5.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com