Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Tren Belanja "Online" di "E-commerce" Usai Pandemi Covid-19

Kompas.com - 14/07/2023, 06:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belanja online di e-commerce telah menjadi kebiasaan masyarakat, utamanya didorong oleh pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari laporan e-Conomy SEA 2021 yang menyatakan bahwa 80 persen pengguna internet di Indonesia telah berbelanja secara online setidaknya sekali.

Di sisi lain, seiring berubahnya status pandemi di Indonesia, apakah belanja online masih akan menjadi pilihan bagi masyarakat?

Mengingat perubahan status menjadi endemi akan ikut mempengaruhi kebiasaan dan perilaku konsumsi konsumen, khususnya dalam preferensi berbelanja. Apabila berkaca pada kondisi pasca pandemi di 2022 lalu, aktivitas belanja masyarakat masih didominasi secara online meski metode belanja offline mulai kembali menggeliat.

Baca juga: Riset Snapcart: E-commerce Tingkatkan Daya Tarik dengan Program Afiliasi

Sejalan dengan hasil riset dari Kredivo dan Katadata Insight Center yang dirilis dalam Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023 yang menunjukkan bahwa 79,1 persen konsumen memilih untuk menggunakan metode kombinasi antara berbelanja online dan offline. Dari persentase tersebut, 58,1 persen lebih banyak melakukan pembelian secara online, sementara 21 persen masih lebih condong melakukan pembelian secara offline.

“Hasil riset Kredivo bersama Katadata Insight Center yang dilakukan setiap tahunnya sejak 2020 mengungkap bahwa tren belanja online seperti perluasan penetrasi belanja online yang meningkat secara konsisten tiap tahunnya di kota-kota tier 2 dan 3, serta peningkatan proporsi jumlah transaksi yang juga konsisten di kalangan konsumen berumur lebih tua,” kata Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo dalam siaran pers, Kamis (13/7/2023).

“Di sepanjang 2022 yang menjadi masa pascapandemi, temuan riset menunjukkan bahwa porsi belanja online sepanjang 2022 masih mendominasi preferensi belanja masyarakat. Meski beberapa temuan riset menunjukkan ada perubahan dalam tren belanja online masyarakat di tahun 2022, kami optimis bahwa belanja online masih tetap menjadi preferensi masyarakat di masa endemi saat ini,” jelasnya.

Baca juga: Tokopedia Ungkap Tren Belanja Online di Sumatera Utara, Transaksi E-Samsat Naik Pesat

Lalu, tren belanja online apa saja yang harus diantisipasi oleh pelaku UMKM di masa endemi saat ini?

Berikut beberapa temuan Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023 yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun strategi dagang di masa endemi:

1. Konsumen dari generasi lebih tua alami peningkatan konsisten

Meskipun generasi millenial masih mendominasi transaksi di e-commerce, namun terdapat peningkatan jumlah transaksi oleh generasi lebih tua yang konsisten setiap tahunnya. Pada 2020, konsumen berusia 36 ke atas menyumbang 24 persen dari total transaksi, kemudian meningkat menjadi 29 persen di 2021 dan menjadi 31 persen pada 2022.

Untuk memanfaatkan peluang ini, pelaku UMKM dapat menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti halnya peralatan kebersihan, ataupun peralatan yang menunjang kenyamanan dan keamanan rumah.

Selain itu, menjual produk makanan yang bergizi dan baik untuk kesehatan juga memiliki potensi yang cukup besar seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidup sehat.

Baca juga: Jumlah Konsumen E-commerce Generasi Tua Meningkat, Peluang Baru bagi UMKM

2. Segmen konsumen yang belum memiliki anak dan lajang lebih berani berbelanja dengan nominal besar

Konsumen lajang dan belum memiliki anak memiliki rata-rata nilai transaksi masing-masing senilai Rp 368.179 di setiap satu kali transaksi. Hal ini karena konsumen lajang dan belum memiliki anak cenderung memiliki kemandirian finansial yang lebih tinggi karena mereka hanya bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.

Pelaku UMKM dapat memanfaatkan fenomena ini dengan menyediakan penawaran khusus seperti paket bundling atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com