Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumarjo Gatot Irianto
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian/Presiden Komisaris PT Berdikari (Persero)

Menjawab Masalah Rutin El Nino: Desalinasi Air Laut hingga Modernisasi Bulog

Kompas.com - 03/10/2023, 14:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Gatot Irianto dan Laras Wuri Dianingrum*

EL NINO sudah sering terjadi dengan besaran (magnitude) intensitas, durasi dan frekuensinya semakin meningkat menurut ruang (spasial) maupun waktu (temporal).

Indikasi konkretnya di lapangan ditandai kelangkaan air minum, kelangkaan air irigasi, kekeringan, puso/gagal panen, kebakaran hutan dan lahan.

El nino di daerah endemik kekeringan meningkat ekstrem. Bahkan saat el nino kuat, wilayah yang biasanya airnya cukup dan dikenal sebagai daerah basah juga mengalami kekeringan.

Harga pangan pokok terutama beras melambung, liar, dan tidak terkendali, sehingga mengerek/mendongkrak jumlah penduduk miskin semakin bertambah dan penduduk yang sudah miskin menjadi ekstrem miskin.

Saat el nino kuat, rakyat miskin sudah jatuh tertimpa tangga dan makin tidak berdaya. Itulah sebabnya, setiap ada peringatan kemungkinan terjadinya el nino, pemerintah buru-buru memutuskan mengimpor beras dengan berbagai pembenarannya, tanpa memikirkan dampak negatifnya terhadap distruksi harga beras domestik dan pendapatan petani.

Padahal, sebagai karunia Allah, el nino itu sesungguhnya berkah apabila mampu dikelola dengan bijaksana.

Pemerintah paranoid dan selalu berargumen tidak mau mengulangi sejarah runtuhnya rezim orde lama dan orde baru yang dipicu dan diakselerasi oleh terjadinya bencana kekeringan dahsyat (el nino kuat), sehingga terjadi gagal panen, harga bahan pangan melambung dan rakyat menjerit serta turun ke jalan menurunkan pemerintah yang berkuasa.

Tentu banyak faktor determinan yang memicu dan memacu jatuhnya suatu rezim di luar el nino.

Pertanyaannya fundamentalnya, mengapa pemerintah bersama DPR tidak mengambil pelajaran mahal atas runtuhnya rezim orde lama dan orde baru dengan memanfaatkan el nino sebagai peluang meningkatkan produksi?

Bukan sebaliknya, el nino dimanfaatkan sebagai pembenar untuk kepentingan pribadi dan kelompok, apalagi saat sekarang tahun 2023 merupakan tahun politik, menjelang pileg dan pilpres 2024 yang memerlukan dana pemenangan sangat besar.

Mengapa el nino yang merupakan masalah rutin dan periodik yang tidak ditemukan solusi fundamentalnya, sehingga rakyat selalu menjadi korbannya?

Memetakan besaran dampak el nino menurut ruang dan waktu dan daya dukung ketersediaan air merupakan pendekatan fundamental yang harus dilakukan secara detail dan pada skala operasional.

Peta dampak el nino dan ketersediaan sumberdaya air

Menggunakan citra dengan resolusi spasial dan temporal yang memadai, maka wilayah dampak el nino kuat saat 1965 dan 1998 serta el nino kuat lainnya dapat diketahui besaran dan dampaknya.

Overlay dari pemetaan dampak el nino dua periode yang berbeda dapat memberikan gambaran, apakah besaran el nino meningkat, di mana, berapa luasnya dan apa penyebabnya?

Demikian halnya dengan pemetaan ketersediaan air baik permukaan, waduk, embung, sumur dangkal, sumur dalam, embung, memungkinkan dapat dihitung layanan irigasi yang dapat dilakukan pada musim el nino, sehingga gambaran memitigasi dampak el nino teridentifikasi secara akurat.

Selain itu, penyediaan varietas berumur genjah 70-80 hari yang kebutuhan airnya rendah menjadi pilihan yang menjanjikan.

Umur padi genjah memungkinkan memanfaatkan curah hujan tahunan dengan durasi 150 hari per tahun dapat menghasilkan padi dua musim.

Artinya varietas genjah dapat meningkatkan indek pertanaman dengan biaya murah. Varietas genjah juga memungkinkan kebutuhan air untuk memproduksi padi satu siklus menjadi lebih efisien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com