Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok Warim "Harta Karun" di Papua Belum Dieksplorasi, Menteri LHK: Ini Wilayah Konservasi

Kompas.com - 19/10/2023, 05:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan alasan potensi minyak dan gas bumi (migas) di Blok Warim, Papua, sampai saat ini belum dieksplorasi.

"Kan ini wilayah konservasi," kata Siti usai menghadiri pembukaan Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).

Ia mengungkapkan bahwa Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto juga telah mengusulkan soal rencana eksplorasi di blok tersebut.

"Sudah pernah diusulkan, tetapi belum formal oleh Pak Dwi, SKK Migas," tutur dia.

Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

Ia mengatakan lantaran berada di wilayah konservasi, maka diperlukan standar prosedur untuk mengatur eksplorasi tersebut.

"Belum (dieksplorasi) kan harus dibahas dulu. Itu kan kawasan konservasi harus ada prosedurnya," ucap Siti.

Disebut harta karun Papua

Sebelummya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya minyak dan gas yang berlimpah.

Bahkan kata dia, ada protensi sumberdaya migas yang lebih besar dari Blok Masela. Lokasinya berada di Warim, Papua.

Baca juga: Membandingkan Harga Bensin Pertamina Vs Petronas di Malaysia

"Kita ketemu gas di Masela hampir 25 TCF (triliun kaki kubik). Kita juga sepertinya ketemu di Warim, itu bisa mungkin hampir dua kali seperti Masela. Bisa malah di situ kita ketemu juga cadangan minyak yang mungkin cadangan di Nduga 27 miliar barel," katanya dalam Economy Update 2023, belum lama ini.

Dengan kekayaan migas itu, pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan ekspor migas. Nantinya, temuan "harta karun" tersebut akan dimanfaatkan untuk dalam negeri.

"Jadi kaya sekali negerimu ini. Kaya sekali Indonesia ini, ngapain ribut-ribut, kita kerja sama aja kita bikin rakyat sejahtera," ucap Luhut.

Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan bertahan 9-10 tahun lagi. Perhitungan itu dilihat dengan kondisi tingkat konsumsi sama dengan saat ini dan tidak ada penemuan sumber cadangan yang baru.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Itu sebabnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan produksi minyak di Tanah Air. Salah satunya dengan menggenjot eksplorasi.

Luhut menyebut potensi harta karun baru itu tengah ditindaklanjuti secara mandiri oleh Pertamina.

Namun, karena area Warim merupakan hutan lindung, maka ada cara khusus yang dilakukan untuk menggarap potensi migas di area tersebut.

Ia juga memastikan telah membahas rencana eksplorasi di area Warim dengan Kementerian LHK.

"Pertamina sampai hari ini sendiri. Jadi, Warim itu memang ada sedikit masalah karena itu hutan lindung. Tapi, mungkin mereka mau mengebor miring," katanya.

Baca juga: Temuan Cadangan Gas Raksasa di Kaltim Dinilai Dapat Mendorong Investasi Migas di RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com