Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Curhat Kesulitan Impor Beras, Sudah Kontrak tapi Dibatalkan

Kompas.com - 17/11/2023, 18:15 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog mengungkapkan kegiatan importasi beras cukup sulit dilakukan di tengah kondisi ekonomi global saat ini.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan beberapa negara sudah menandatangi kontrak, namun dalam perjalanannya perjanjian tersebut dibatalkan.

"Enggak gampang dapat beras (Impor) karena ini banyak yang menawarkan tapi banyak juga diperjalanan membatalkan. Jadi maksudnya sudah dapat kontrak mereka batal," ujarnya dalam diskusi bertajuk Pelayanan Publik dan Kebijakan Perberasan Menjelang Pemilu 2024 di Kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023)

Baca juga: Update Harga Bahan Pokok 17 November, Harga Beras Masih Mahal, Cabai Turun

Febby mengatakan, kesulitan impor beras tersebut terjadi menyusul negara-negara Eropa mulai beralih menggunakan beras sejak kebutuhan gandum terganggu akibat perang Rusia dan Ukraina.

Ia mengatakan hal itu membuat kebutuhan beras negara-negara Eropa menjadi tinggi.

"Eropa belinya (beras dengan harga) lebih tinggi dari kita. Jangan jauh-jauh, kita bicara saja Filipina. Dia bisa membeli beras lebih tinggi dari kita," ujarnya.

Baca juga: Kementan Fasilitasi Mantan Narapidana Garap Produksi Beras

Lebih lanjut, Febby mengatakan, meski mengalami kesulitan, Bulog terus menjalin kerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk melakukan impor beras seperti Thailand dan Vietnam.

"Sekarang kita (Kerja sama) dengan Vietnam lagi tinggi, kemarin kita masuk dari Thailand, dari Pakistan. Kalau Kamboja sedikit banget paling 5.000-10.000 ton. Yang bisa masuk dari Thailand sekarang, mudah-mudahan awal tahun Vietnam panen bisa juga dapat," ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, pemerintah berencana untuk kembali mengimpor 2 juta ton beras pada 2024.

Baca juga: Update Harga Bahan Pokok 15 November, Harga Beras Masih Naik, Cabai Turun

"Jangan dikatakan pasti impor, untuk jamin keamanan Bulog dikasih penugasan seperti tahun ini, untuk tahun depan, yaitu mengimpor 2 juta ton beras," kata Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (12/10/2023).

Buwas mengatakan, pemerintah terus mengikuti perkembangan produksi petani dan cuaca. Ia mengatakan, pemerintah tak ingin mengambil risiko jika stok beras semakin menipis untuk tahun depan.

"Tapi kita enggak mau ambil risiko. Manakala memang prediksinya kurang ya kita datangkan (beras impor) sesuai kekurangannya itu," ujarnya.

Baca juga: Panen Raya Tahun Depan Mundur 2 Bulan, Siap-siap Harga Beras Bisa Naik

Lebih lanjut, Buwas mengatakan, kuota impor beras tersebut perlu dihitung agar beras yang didatangkan ke Indonesia tidak disimpan terlalu lama dan berkualitas saat disalurkan kepada masyarakat.

"Kalau beras ini kita simpan terlalu lama, maka cost-nya tinggi," ucap dia.

Baca juga: Kejar Masa Tanam, Kementan Amankan Produksi Beras dan Jagung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Spend Smart
Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Whats New
Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Whats New
Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Whats New
Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com