Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Perang dengan Hamas, Ekonomi Israel Merosot 19,4 Persen

Kompas.com - 20/02/2024, 11:39 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Pusat Biro Statistik Israel melaporkan ekonomi Israel yang tercermin dari produk domestik bruto (PDB) anjlok 19,4 persen secara tahunan pada kuartal IV-2024.

Ini sekaligus menjadi yang pertama dalam hampir dua tahun belakangan. Perang dengan Hamas menjadi faktor penyebab utama.

Pada kuartal III-2024, ekonomi Israel masih tumbuh sebesar 1,8 persen.

Adapun, penurunan ini didorong oleh penurunan kosumsi swasta sebesar 26,9 persen.

Baca juga: Peringkat Utang Turun, Ekonomi Israel Kian Tertekan

Investasi tetap di sektor usaha juga anjlok 67,8 persen karena pembangunan setor perumahan berhenti.

Ekonom Pasar Negara Berkembang Capital Economics Liam Peach menuturkan, ekspor Israel juga turun 18,3 persen.

"Pemulihan tampaknya akan terjadi pada kuartal pertama 2024. Pertumbuhan PDB pada 2024 secara keseluruhan tampaknya akan menjadi salah satu tingkat terlemah yang pernah tercatat,” kata dia dikutip dari CNN, Selasa (20/2/2024).

Sedikit catatan, tahun sebelumnya perekonomian Israel masih tumbuh 2 persen.

Di sisi lain, Bank of Israel memproyeksikan, konflik berkepanjangan akan membuat Israel menelan rugi setara 70 miliar dollar AS pada akhir 2025. Jumlah tersebut setara dengan 13 persen PDB.

Pihak yang sama juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 ini menjadi 2 persen dari sebelumnya 3 persen.

Belum lama, lembaga penilai kredit Moody's menurunkan peringkat kredit Israel karena meningkatnya risiko politik dan memburuknya keuangan publik imbas dari perang.

Sebelum perang, ekonomi Israel terbilang kokoh dengan pertumbuhan mencapai 6,5 persen pada 2022.

Hal tersebut dibarengi dengan penurunan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang turun ke level 61 persen, atau jauh di bawah rasio negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Adapun selama pandemi, rasio utang pemeritah Israel terhadap pandemi mencapai 71 persen.

Namun konflik tersebut menguji kekuatan perekonomian dan membebani keuangan pemerintah.

Baca juga: Imbas Perang dengan Hamas, Peringkat Kredit Israel Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com