Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Arah Pasar Modal Pasca-Pemilu

Kompas.com - 23/02/2024, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024, sejumlah investor masih mempertanyakan potensi arah pergerakan pasar modal ke depan. Pasalnya, sentimen terhadap pasar modal tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari global.

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengatakan memasuki kuartal pertama tahun ini, ada optimisme melandainya inflasi dan pemangkasan suku bunga secara global.

Hal itu dinilai dapat menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik terutama terhadap stabilitas nilai tukar uang rupiah.

Baca juga: Hasil Hitung Cepat Direspons Positif Pasar, Bagaimana Prospek Ekonomi dan Pasar Modal?

Namun demikian, pasar keuangan masih harus dihadapi ketidakpastian. Sebab, belum dapat dipastikan kapan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, menurunkan suku bunga acuannya.

"Tentunya diperlukan panduan untuk nasabah retail dalam menentukan strategi investasi yang tepat," kata dia, dalam gelaran acara BRI Danareksa Sekuritas Market Outlook 2024, Jumat (23/2/2024).

Dari dalam negeri sendiri, Direktur Retail & IT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Fifi Virgantria menyebutkan, pemilu yang dilaksanakan dengan damai sebenarnya akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar.

Baca juga: OJK Optimistis Terhadap Outlook Pasar Modal Usai Pemilu 2024

Di sisi lain, investor masih cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis ke depan.

"Yang tentunya akan berdampak pada kinerja emiten di pasar modal," ujarnya.

Sementara itu, Head of Equity Research BRIDS Erindra Krisnawan menyebutkan, pilpres yang berlangsung dengan baik memberikan konfirmasi atas faktor stabilitas Indonesia. Investor pun mulai optimistis untuk masuk ke pasar modal dalam negeri.

Baca juga: Organisasi Struktur Pasar Modal Indonesia dan Fungsinya

Optimisme pasar pasca-pilpres ditandai dengan aliran dana investor asing yang masuk. Erindra bilang, hal itu didukung oleh ekspektasi dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi di era pemerintahan baru.

"Tren positif ini bisa berlanjut jika didukung oleh adanya indikasi pertumbuhan laba bersih yang dapat membaik di atas level sebelumnya (7-8 persen)," tutur dia.

"Sementara itu, stabilitas makroekonomi saat ini memberikan proteksi untuk investor terhadap downside risk dari pertumbuhan," sambungnya.

Baca juga: Mengintip Keuntungan Investasi di Pasar Modal

Praktisi pasar Rivan Kurniawan juga menyoroti arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). Menurutnya, sebenarnya tidak ada urgensi bagi BI untuk menaikkan tingkat suku bunga di tengah target inflasi yang terkendali.

Oleh karenanya, didukung dengan fundamental yang dinilai cukup baik, di tahun 2024 ini diharapkan katalis positif kembali lagi ke Indonesia seiring dengan capital inflow.

"Selain itu, akan terdapat sektor yang diunggulkan ketika Prabowo dan Gibran terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, antara lain sektor energi dengan hilirisasinya, minyak kelapa sawit, semen, terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dan masih banyak sektor-sektor lainnya," ucapnya.

Baca juga: Bandingkan Pasar Modal Era SBY dan Jokowi, Tim Ganjar-Mahfud: Jauh Sekali...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com