Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Keuntungan Investasi di Pasar Modal

Kompas.com - 26/01/2024, 10:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu hal yang membuat kamu bisa mendapatkan passive income adalah berinvestasi. Tapi, instrumen yang  dipilih tentu akan menentukan seberapa cepat kamu mendapatkan cuan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menilai, investasi saham dan properti sama-sama menguntungkan. Hanya saja, seberapa cepat keduanya bisa menghasilkan profit.

Dalam edukasi wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey mengatakan bahwa keuntungan beinvestasi di bursa efek ada yang sifatnya kualitatif, dan kuantitatif.

“Kuantitatif bisa dilihat dari adanya capital gain atau selisih positif antara harga jual dengan harga beli. Kalau selisihnya positif, itu adalah capital gain, dan kalau selisihnya negatif itu adalah capital lost,” kata jeffrey di BEI, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Menilik Peluang Investasi di Kuartal Pertama 2024

“Jadi terminologi capital gain dan capital lost mengacu pada selisih harga jual dengan harga beli, sesimple itu,” lanjutnya.

Selanjutnya, keuntungan berinvestasi saham di pasar modal adalah dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Lalu, apa lagi keuntungan lain yang bisa didapat dari berinvestasi di pasar modal?

Jeffrey mengatakan, keuntungan lainnya dari berinvestasi di pasar modal adalah benefit pajak.

“Kalau saya berinvestasi di properti, berapa sih pajak penjualan properti? 2,5 persen sampai 5 persen, ya anggap saja 2,5 persen. Waktu saya menjual properti saya, saya langsung kena pajak 2,5 persen,” ungkapnya.

“Kalau saya jual saham pajaknya, 0,1 persen atau 25 kali lipat lebih kecil dari properti, belum lagi kalau kita bicara insturmen lainnya, ada benefit pajak disitu,” lanjut dia.

Selanjutnya dia juga menjelaskan kalau investasi di pasar modal memiliki keamanan yang terjamin.

“Kalau saya berinvestasi properti misalnya ada risiko tebrakar dan lain sebagainya, untuk melindungi itu saya harus membeli asuransi. Kalau di saham terbakarnya dalam ‘kondisi lain’,” lanjut dia.

Saham terbakar menurut Jeffrey dapat berupa, harganya yang turun tajam, atau kondisi sahamnya yang tidak likuid.

Di sisi lain, penyimpanan untuk saham sangat murah. Secara tradisional banyak orang mengatkan investasi emas menarik. Tapi, dapat dibayangkan jika emas yang dimiliki sudah 5 kilogram atau 10 kilogram.

“Tentu yang harus dipikirkan dari emas adalah, tempat penyimpanan. Harus disimpan di tempat aman, kalau mau di simpan di rumah,” jelas dia.

“Kalau saham, yang nilainya puluhan miliar, atau ratusan miliar itu sangat mudah disimpan di KSEI secara elektronik,” ujar Jeffrey.

Di sisi lain, ada juga benefit lain dari koroporasi. Seperti, mencari pendanaan secara cepat, dibandingkan pendanaan di laur pasar modal. Misalnya, dibandingkan dengan investasi properti, yang membutuhkan waktu lama untuk menjualnya.

“Kalau saya punya rumah di Pondok Indah misalnya, harganya Rp 35 miliar. Saya butuh berapa lama agar rumah itu laku terjual, bahkan dengan agen terbaikpun,” ujarnya.

“Jika saya punya saham. Misalkan saham di LQ45, dengan fasilitas online trading, saham senilai Rp 35 miliar (misalnya) kira-kira hanya butuh waktu 15 detik saja, terjual,” tegas dia.

Baca juga: Tips Investasi Reksadana Pendapatan Tetap agar Cuan Maksimal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com