KOMPAS.com - Ada beberapa Jenis inflasi ekonomi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Mengutip laman Bank Indonesia, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat.
Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Baca juga: Pengertian Inflasi, Penyebab, Dampak, dan Mengatasinya
Jenis jenis inflasi terbagi dalam beberapa kategori misalnya dari tingkat keparahan, asal muasalnya, dan berdasarkan sifatnya. Berikut penjelasannya masing-masing:
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, termasuk:
1. Inflasi ringan
Jenis inflasi ringan terjadi ketika tingkat inflasi relatif rendah, biasanya berkisar antara 2-3 persen setahun. Meskipun ada sedikit peningkatan harga, ini dianggap sebagai tingkat inflasi yang dapat diterima dan bahkan bisa menjadi bagian alami dari pertumbuhan ekonomi.
2. Inflasi moderat
Jenis inflasi moderat terjadi ketika tingkat inflasi sedang, berkisar antara 4-6 persen setahun. Meskipun masih dalam batas yang dapat diterima, inflasi moderat dapat menyebabkan kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi dan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat serta keuntungan perusahaan.
3. Inflasi tinggi
Inflasi tinggi terjadi ketika tingkat inflasi meningkat secara signifikan, melebihi 6 persen setahun. Ini biasanya menyebabkan tekanan yang kuat pada perekonomian, termasuk penurunan daya beli, ketidakpastian ekonomi, dan potensi dampak negatif lainnya seperti ketidakstabilan sosial.
4. Inflasi hiper
Inflasi hiper adalah tingkat inflasi yang sangat tinggi, seringkali lebih dari 50-100 persen setahun, bahkan bisa mencapai ribuan persen dalam kasus ekstrem. Inflasi hiper dapat menyebabkan kekacauan ekonomi dan sosial, dengan nilai uang yang hancur dengan cepat, dan kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter.
Baca juga: Apa Itu Inflasi Hijau: Definisi, Dampak, dan Contoh di Banyak Negara
Setiap jenis inflasi memerlukan pendekatan yang berbeda dalam penanganannya. Inflasi ringan dan moderat mungkin dapat ditangani dengan kebijakan moneter yang tepat, sementara inflasi tinggi dan hiper memerlukan tindakan yang lebih drastis dan mungkin memerlukan reformasi ekonomi yang luas untuk mengembalikan stabilitas.