Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Titik Utama Rawan Kemacetan Selama Mudik Lebaran 2024

Kompas.com - 17/03/2024, 16:28 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membeberkan, terdapat sejumlah titik utama yang berpotensi mengalami kemacetan pada periode mudik Lebaran 2024.

Dalam gelaran konferensi pers Persiapan dan Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2024, Budi mengatakan, titik utama yang berpotensi mengalami kemacetan ialah ruas tol Cikopo-Palimanan atau Cipali, Pelabuhan Merak, dan Pelabuhan Ketapang.

"Kita mengamati kemungkinan kemacetan ada tiga tempat, Cipali karena memang ada ruas yang lebih kecil, lalu Merak ada antrean, dan Ketapang," ujar dia dalam konferensi pers, Minggu (17/3/2024).

Baca juga: Sebanyak 71,7 Persen Penduduk RI Bakal Mudik, Ini Tujuan Utamanya

Selain itu, kemacetan juga berpotensi terjadi di sejumlah titik terkait moda transportasi penyeberangan laut seperti di Medan, Batam, Samarinda, serta Sulawesi Selatan.

"Sedangkan di udara biasanya yang memang harus konsen adalah Bandara Soekarno-Hatta dan Bali (Bandara Ngurah Rai)," kata Budi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Brigjen Aan Suhanan menjelaskan, kemacetan juga masih berpotensi terjadi di jalan arteri Pantura, khususnya di titik yang terdapat lintasan sebidang dan pasar tumpah.

Baca juga: Promo Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Daftarnya

"Sudah kita siapkan beberapa cara bertindak yang mulai dari ketika hari pasar ini kita buat contraflow atau pengalihan arus nantinya," tuturnya.

"Kemudian di lintasan bidang kita akan berkoordinasi dengan pengelola sehingga keselamatan dan kelancaran juga masih kita bisa pertahankan," sambung Aan.

Untuk ruas jalan tol, Aan juga menyebutkan, ruas Tol Cipali menjadi sorotan, sebab dengan sudah mulai beroperasinya ruas tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu berpotensi menimbulkan penumpukan kendaraan di titik pertemuan kedua ruas tol tersebut.

Baca juga: Jelang Mudik Lebaran 2024, ASDP Siapkan Langkah Antisipasi Cuaca Ekstrem

"Ini sudah kita pola ada penambahan panjang rambu atau pun di sana nanti diperbanyak untuk sebanyak 1 kilo ini untuk di pertemuan antara Cipali dan Cisumdau ini agar tidak tidak terjadi perlambatan dan kemacetan," kata Aan.

Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi memprediksi, jumlah pemudik pada periode Lebaran tahun ini mencapai 193 juta orang, atau setara sekitar 71,7 persen total penduduk Indonesia.

Baca juga: Cara Menyusun Anggaran Mudik Lebaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com