Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Tinggi, Kuota Sukuk Ritel SR020 Ditambah Jadi Rp 17,5 Triliun

Kompas.com - 24/03/2024, 22:30 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menambah kuota penjualan SR020 menjadi Rp 17,5 triliun karena permintaan yang cukup tinggi. Sebelumnya, pemerintah menargetkan penjualan sukuk ritel ini sebesar Rp 15 triliun.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah membenarkan terkait penambahan kuota penjualan SR020. Hal ini menyusul penjualan SR020 telah melewati target awal Rp 15 triliun.

Dengan demikian, pemerintah meningkatkan kuota menjadi Rp 17,5 triliun. Kuota SR020-T3 (tenor 3 tahun) ditingkatkan menjadi Rp 13,5 triliun dari Rp 10 triliun. Sementara kuota SR020-T5 justru dipangkas menjadi Rp 4 triliun dari target awal Rp 5 triliun.

Baca juga: Cara Buat Akun Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2024

Dwi menuturkan, pihaknya terus memantau perkembangan permintaan investor. Sehingga, ia memastikan bahwa penutupan penawaran SR020 akan tetap pada Rabu (27/3).

"Investor ritel tidak perlu kuatir karena pemerintah masih membuka kesempatan bagi investor yang ingin membeli SR020. Periode pemesanan akan dibuka sampai dengan batas waktu yang telah diumumkan, yaitu 27 Maret 2024 pukul 10.00 WIB," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/3/2024).

Apalagi, dirinya melihat minat investor terhadap sukuk ritel ini masih tinggi. Menurutnya, hal ini dipengaruhi sifat SR020 yang memiliki risiko relatif sangat kecil.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pemudik, Kemenhub Siapkan 4 Pelabuhan untuk Penyeberangan Jawa-Sumatera

Selain itu juga karena karakteristik SBN ritel ini yang menguntungkan bagi investor ritel. Pertama, aman lantaran pembayaran pokok dan imbalan dijamin Undang-Undang.

Kedua, sesuai dengan prinsip syariah. Ketiga, mudah dan terjangkau karena minimum pembelian adalah Rp 1 juta dan dapat dipesan dengan platform online (e-SBN).

Keempat, menguntungkan, karena SR020 memberikan kupon secara reguler sehingga investor dapat menggunakan imbalan per bulan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya secara terencana.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan 14 PSN Baru, Ada BSD dan PIK 2

Kelima, ikut serta dalam membangun negeri. "Selain itu, SR020 merupakan instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) sehingga risiko likuditas juga dapat diminimalisir," kata Dwi.

Berdasarkan data salah satu mitra distribusi, Bibit, penjualan SR020 telah mencapai Rp 15,59 triliun per Minggu (24/3) pada pukul 15.51 WIB. Rinciannya, SR020-T3 (tenor 3 tahun) sebesar Rp 12,28 triliun dan SR020-T5 (tenor 5 tahun) sebesar Rp 3,30 triliun.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga melihat positif penjualan SR020. Menurutnya kupon yang ditawarkan tinggi menjadi daya tarik SBN ritel ini. Adapun SR020-T3 menawarkan kupon 6,3 persen dan SR020-T5 sebesar 6,4 persen.

"Selain itu juga ekspektasi pasar akan penurunan yield dan pajak yang rendah sehingga bisa mendapatkan riil yield yang lebih tinggi," imbuhnya.

Fikri memproyeksikan target baru pemerintah pun masih mampu tercapai. (Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat) 

Baca juga: Viral Barang Bawaan ke Luar Negeri Wajib Lapor, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pemerintah Tambah Kuota Sukuk Ritel SR020 Menjadi Rp 17,5 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com