Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Kompas.com - Diperbarui 19/04/2024, 21:38 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Segudang masalah serius tengah dihadapi PT Indofarma (Persero) Tbk, BUMN yang bergerak di bidang usaha farmasi. Beberapa hari terakhir, perusahaan dikabarkan tidak sanggup membayar gaji karyawannya.

Selain kinerja keuangan yang berdarah-darah, perusahaan juga tengah menghadapi gugatan krediturnya dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Bila mengutip laporan keuangan terbaru Indofarma, yakni laporan kuartal III/2023 yang belum selesai diaudit yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode INAF ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 191,7 miliar.

Sementara pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, perusahaan mencatatkan kerugian Rp 183,11 miliar. Indofarma diketahui belum merilis laporan keuangan untuk sepanjang 2023.

Baca juga: BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Rugi terus menerus

Catatan rugi selama tahun 2023 ini menambah daftar panjang kerugian perusahaan. Dilihat dari laporan tahunan perusahaan pada 2022, Indofarma mencatat rugi dengan nilai cukup besar, yakni sebesar Rp 428,48 miliar.

Sementara pada tahun 2021, saat banyak perusahaan farmasi meraup untung besar dari dampak pandemi Covid-19, perusahaan produsen obat dan alat kesehatan pelat merah ini justru mencatatkan rugi Rp 37,57 miliar.

Perusahaan memang sempat mencatatkan laba pada 2020 dan 2019, namun keuntungannya terbilang sangat kecil yakni masing-masing hanya Rp 30 juta dan Rp 7,96 miliar. Sementara di tahun 2018, perusahaan merugi Rp 32,73 miliar.

Berikutnya pada 2017, Indofarma merugi cukup besar yakni Rp 46,28 miliar. Lalu pada 2016, Indofarma juga mencatat rugi Rp 17,36 miliar.

Rugi perusahaan sepanjang kuartal III 2023 ini disebabkan karena penjualannya anjlok. Dalam laporan keuangan kuartal III tersebut, penjualan bersih merosot 50,74 persen atau menjadi Rp 445,7 miliar.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan tercatat sebesar Rp 904,89 miliar.

Mirisnya, saat penjualan anjlok, beban perusahaan justru meroket, beban keuangan yang pada kuartal sebelumnya Rp 28,98 miliar naik menjadi Rp 39,08 miliar.

Kas dan ekuitas minus

Belum selesai masalah kerugian yang terjadi secara beruntun, ekuitas atau modal Indofarma juga tercatat minus sebesar Rp 105,36 miliar per September 2023.

Totalnya asetnya pun kalah besar dibandingkan dengan total utang. Tercatat aset Indofarma sebesar Rp 1,49 triliun, sementara utang perusahaan per September 2023 adalah Rp 1,59 triliun.

Jumlah utang Indofarma pada kuartal III 2023 ini naik dibandingkan pada kuartal yang sama tahun 2022 yang mencatatkan kewajiban Rp 1,44 triliun.

Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

Masalah yang dihadapi Indofarma tak sampai di situ saja, bila melihat laporan arus kasnya, keuangan perusahaan ini juga sangat memprihatinkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com