Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Anggaran Makan Siang Gratis, Prabowo: Waktunya Kita Lebih Berani

Kompas.com - 20/05/2024, 06:29 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku optimistis anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dapat membiayai program andalannya, yaitu makan siang dan susu gratis.

Prabowo mengatakan, pihaknya telah melakukan studi terkait kebutuhan anggaran program tersebut, meskipun tidak membeberkan angkanya secara detail.

"Dan kami sangat yakin bisa melakukan itu," kata dia di Qatar Economic Forum, dikutip pada Senin (20/5/2024).

Baca juga: Luhut Tolak Tawaran Jadi Menteri, tapi Minat Jadi Penasihat Prabowo

Bahkan, ia mengeklaim pelaksanaan program makan siang gratis dapat dilakukan dengan tetap menjaga kesehatan kas negara, ditandai dengan defisit anggaran yang dijaga di bawah 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Pertahanan itu menjelaskan, Indonesia selama ini sudah terbiasa untuk mengelola kebijakan fiskalnya dengan hati-hati. Pemerintah berupaya untuk menjaga defisit antara pendapatan dan belanja negara dapat dijaga di bawah 3 persen.

Terjaganya kas negara pun ditandai dengan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang rendah, bahkan disebut menjadi salah satu yang terendah di antara negara lain.

Baca juga: Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Sebagai informasi, sampai dengan akhir Maret lalu, posisi utang pemerintah mencapai Rp 8.262,10 triliun, dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 38,79 persen.

"Jadi saya pikir ini waktunya lebih berani, dengan tetap menjalankan good governance," katanya.

Untuk menjaga defisit fiskal, Prabowo bilang, pemerintahannya akan menyiapkan anggaran program makan siang gratis dengan memangkas alokasi anggaran program lain yang dinilai tidak efisien.

Baca juga: Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

"Kita memperhitungkan kita bisa menghemat banyak uang dengan memangkas anggaran tidak penting," ujarnya.

Di sisi lain, Prabowo berencana mendongkrak pendapatan lewat peningkatan tax ratio, yang diharap dapat terjadi lewat berbagai perubahan pada sistem perpajakan utamanya.

Sebagai informasi, berdasarkan hitung-hitungan Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, kebutuhan anggaran tahap pertama untuk program makan siang gratis berada di kisaran Rp 100-Rp 120 triliun.

Baca juga: Prabowo Pede Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen, ADB: Berat...

Seiring dengan tingginya kebutuhan belanja negara di bawah kepemimpinan Prabowo, lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch Ratings, memproyeksi bahwa defisit APBN pemerintah bakal "melebar".

"Kami percaya pemerintahan selanjutnya akan mencoba untuk belanja lebih banyak," ujar Head of Asia-Pacific Sovereigns Fitch, Thomas Rookmaker, saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

"Jadi terdapat sejumlah janji kampanye, yang berarti akan terdapat belanja negara lebih besar, termasuk untuk program makan siang," sambungnya.

Baca juga: Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Dengan kebutuhan belanja yang semakin besar dan tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan, defisit anggaran negara akan semakin besar, bahkan mendekati 3 persen.

Thomas bilang, sebelumnya calon presiden terpilih, Prabowo, juga telah menyinggung adanya risiko defisit APBN melebar dan melewati 3 persen.

"Jadi kami percaya pemerintahan ke depan, atau paling tidak asumsi kami, defisit akan berada sedikit di bawah batas atas 3 persen," tuturnya.

Baca juga: Apakah Program Kartu Prakerja Bakal Dilanjut di Masa Pemerintahan Prabowo-Gibran?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com