Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Kompas.com - 23/05/2024, 13:12 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS semakin menunjukan hasil. Hal ini terlihat dari nilai kerja sama penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) yang semakin meningkat.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti melaporkan, nilai LCT telah mencapai 2,95 miliar dollar AS atau setara Rp 47,18 triliun. Jika dibandingkan posisi tahun lalu, nilai itu telah meningkat lebih dari dua kali lipat.

"Secara year to date Januari - April LCT mencapai 2,95 miliar dollar AS. Ini peningkatan 166 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," tutur dia, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Mimpi Dedolarisasi terhadap Hegemoni Dollar AS

Bukan hanya dari sisi nilai, jumlah pelaku usaha yang memanfaatkan LCT pun tercatat terus meningkat. Destry bilang, jumlah pelaku usaha yang sudah memanfaatkan LCT mencapai 3.750 pelaku.

"Meningkat dari bulan yang lalu 2.602 pelaku," katanya.

Dengan perkembangan tersebut, Destry menyebutkan, BI terus berupaya untuk menarik dana asing dari luar negeri. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sebagai informasi, BI memang gencar mengkampanyekan inisiatif kerja sama penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan sejumlah negara mitra. Teranyar, BI menjalin kerja sama dengan Reserve Bank of India (RBI).

Sebelumnya, BI telah menjalin kerja sama serupa dengan otoritas Malaysia (Bank Negara Malaysia), Thailand (Bank of Thailand), Jepang (Japan Ministry of Finance), Tiongkok (People Bank of China), Singapura (Monetary Authority of Singapore), dan Korea Selatan (Bank of Korea).

Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia-India Gunakan Mata Uang Lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com