Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia

Kompas.com - 14/06/2024, 12:40 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor produk pertanian organik ke berbagai negara, khususnya Eropa dan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut sejalan dengan peningkatan ekspor produk pertanian organik.

Menurut data Precedence Research, potensi makanan organik global diprediksi akan mencapai 546,97 juta dollar AS pada 2032 dengan compound annual growth rate (CAGR) 11,6 persen dari 2023-2032.

Di sisi lain, Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Tim Economist LPEI menunjukkan bahwa secara ekspor nasional 2023, produk buah-buahan berkontribusi sebesar 637,93 juta dollar AS dengan volume ekspor meningkat 10,28 persen year-on-year (yoy) yang mencapai 1,20 juta ton.

Sementara itu, rempah-rempah berkontribusi sebesar 613,79 juta dollar AS dengan peningkatan volume hingga 26,75 persen yang mencapai 157.790 ton.

Baca juga: LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir Jawa Timur lewat LPEI Export Forum 2024

Kemudian, pada Januari-Maret 2024, kinerja ekspor buah-buahan dan rempah juga terbilang baik. Nilai ekspor buah-buahan mencapai 262,44 juta dollar AS atau naik 65,37 persen yoy dari periode Januari-Maret 2023.

Untuk produk rempah, nilai ekspor meningkat 13,58 persen yoy atau mencapai 178,47 juta dollar AS dibandingkan periode Januari-Maret 2023.

Data peningkatan nilai ekspor tersebut mengindikasikan bahwa komoditas buah-buahan dan rempah Indonesia menjadi incaran pasar internasional.

Adapun, salah satu perusahaan yang terus meningkatkan ekspor produk organik ke mancanegara adalah PT Mega Inovasi Organik (MIO). Direktur PT MIO Dippos Naloanro mengungkapkan, perusahaannya memiliki visi dalam membangun ekosistem pertanian organik di Indonesia.

“Saat pandemi Covid-19 lalu, permintaan pangan turun, tetapi produk organik di seluruh dunia tetap tumbuh 10 persen karena pasar sudah mulai paham dan peduli tentang isu-isu kesehatan, terutama bahan-bahan kimia yang digunakan dalam sebuah produk,” ujar Anro dalam keterangan persnya, Jumat (14/6/2024).

Baca juga: Dukung Kinerja Ekspor Jatim, LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir 

Menurutnya, dalam 20 tahun ke depan, produk organik dapat mendominasi pasar. Sebab, produk ini banyak digemari dengan alasan lebih sehat dan bebas dari bahan kimiawi yang berdampak pada kesehatan.

Di samping itu, Anro menyampaikan bahwa potensi ekspor produk organik sangatlah besar. Sebagai contoh, buah markisa organik dapat diserap sampai 1 ton per minggu oleh Pasar Eropa.

Oleh karena itu, PT MIO terus berupaya menjalin kerja sama dengan mitra petani dalam hal edukasi dan pembinaan bagi petani untuk melakukan sertifikasi produk organik bagi pangsa pasar ekspor dan dalam negeri.

Bahkan, saat ini PT MIO telah bekerja sama dengan lebih dari 2.500 petani dari Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur untuk menghasilkan berbagai produk organik yang diminati pasar Eropa dan AS melalui konsep pertanian terintegrasi dalam satu lahan sebagai langkah diversifikasi hasil pertanian.

Baca juga: Luncurkan Platform Digital, LPEI Mudahkan UKM Lakukan Ekspor

Dalam satu lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi (m2), petani dapat menanam gula kelapa; buah-buahan, seperti markisa, manggis, mangga, nanas, dan sirsak; bumbu dan rempah seperti daun pandan, vanilla, jahe, kunyit, dan temulawak.

Melalui pertanian organik tersebut, petani binaan PT MIO dapat menghasilkan Rp 7.000.000 per bulan dari hasil pengolahan produk gula semut. Sebelum menjadi petani organik, petani hanya menghasilkan Rp 3.000.000-4.000.000 per bulan saja dari penjualan gula cetak.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com