Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 25/06/2024, 20:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset CORE Indonesia Etika Karyani mengungkapkan fenomena makan tabungan atau “Mantab” mayoritas terjadi pada masyarakat kelas menegah dan kelas bawah.

Hal itu lantaran jumlah kenaikan pada pendapatan tidak sejalan dengan jumlah naiknya harga-harga bahan pokok. Sehingga mau tak mau yang dikorbankan untuk membayarkan cicilan adalah tabungan.

“Belanja kelas menegah dan kelas menegah ke bawah itu masih ditopang oleh tabungan. Sehingga ketika cicilan meningkat, namun jumlah peningkatan pendapatan mereka tidak sejalan dengan naiknya harga-harga bahan pokok, maka tabungan yang dipakai,”ujarnya dalam diskusi webinar yang disiarkan secara virtual, Selasa (25/6/2024).

Adapun fenomena makan tabungan sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode November 2023, alokasi pendapatan untuk menabung mengalami penurunan, dari 15,7 persen menjadi 15,4 persen.

Baca juga: Serba Salah Kelas Menengah

Alokasi pendapatan untuk konsumsi juga mengalami penurunan, yakni dari 75,6 persen menjadi 75,3 persen.

Di sisi lain, alokasi pendapatan untuk membayar cicilan pinjaman meningkat. Tercatat alokasi pendapatan untuk membayar utang meningkat dari 8,8 persen menjadi 9,3 persen.

Erika pun menilai kondisi ini mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia masih lemah dan akan terus tergerus karena cicilan.

Baca juga: Daya Beli Kelas Menengah Turun, PPN Jadi 12 Persen Dinilai Tidak Tepat

 


Sebelumnya Ekonom senior Chatib Basri juga mengatakan demikian. Dia bilang, fenomena makan tabungan menunjukkan potensi pelemahan konsumsi ke depannya.

Apalagi, saat ini masyarakat kelas menengah ke bawah mulai mengurangi konsumsi yang sifatnya sekunder serta tersier, dan mulai memprioritaskan belanja yang sifatnya primer.

"Jadi konsumsinya adalah makanan. Artinya kita bisa lihat adanya tekanan pada konsumsi," kata Chatib.

Baca juga: Resesi Global, Komplikasi Ekonomi Domestik, dan Kelas Menengah ke Bawah

Oleh karenanya, Chatib yang merupakan menteri keuangan periode 2013-2014 menyebutkan, diperlukan kebijakan insentif yang dapat menjaga daya beli masyarakat.

Menurutnya, langkah pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah bantuan sosial sudah tepat dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok terbawah.

"Apa yang dilakukan pada kebijakan fiskal sangat tepat. Misalnya dengan BLT cash transfer dan lain-lain untuk pertahankan konsumsi," ucap Chatib dalam acara Outlook Ekonomi 2024, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Kenaikan Harga Pangan Bisa Bikin Masyarakat Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Bitget Hadirkan Hamster Futures Coins

Earn Smart
Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Melonjak 45 Persen, GMF Kantongi Laba Bersih Rp 43,16 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal Penting untuk Ketahanan Pangan

Whats New
Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Cara Bayar Ujian CAT SKD Sekolah Kedinasan Melalui Indomaret/Alfamart

Whats New
Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Sudah Diumumkan, Ini Link Cek Hasil Administrasi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

KPLP Kemenhub Ikut Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Whats New
Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Biro Kredit Swasta Dukung Pertumbuhan Kredit lewat Penguatan Inovasi

Whats New
KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

KoinWorks Dukung UMKM Masuk ke Ekosistem Rantai Pasok Produksi

Whats New
Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Blockchain Dinilai Merevolusi Cara Pengelolaan Uang

Whats New
Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com