Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementan Perkirakan Produksi Beras Indonesia Surplus 6,4 Juta Ton

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan produksi beras Indonesia pada Juni 2020 surplus 6,4 juta ton.

Perkiraan ketersediaan beras tersebut didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok yang ada.

Stok pada akhir Maret 2020 terhitung sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya stok dari Bulog 1,4 juta ton, penggilingan 1,2 juta ton, pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2,939 ton.

Itu pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya, seperti di rumah tangga dan horeka.

Produksi beras pada April - Juni 2020 mencapai sekitar 10,5 juta ton. Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi akan terjadi penurunan produksi pangan sekitar 4 persen.

Selain beras, hingga saat ini terdapat delapan komoditas yang mengalami surplus, yakni bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.

Lalu ada pula jagung surplus 1,01 juta ton dan bawang merah surplus 330.384 ton

Distribusi kebutuhan pokok

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, pihaknya terus menjaga ketersediaan pangan khususnya pada 11 komoditas bahan pangan pokok.

Mentan SYL juga menyampaikan, akan terus mengintensifkan berbagai upaya dengan sejumlah kementerian, lembaga dan unsur terkait agar ketersediaan dan distribusi pangan tetap terjaga.

"Yang terpenting adalah distribusi kita berjalan dengan lancar. Identifikasi wilayahnya, kita punya pemetaannya,” kata SYL.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, SYL mengatakan hal ini sesuai imbauan Bapak Presiden agar semua kementerian bekerja sama menutup defisit dan tidak membuat rintangan terhadap distribusi pangan.

Terkait distribusinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan jajarannya untuk memantau ketersediaan dan distribusi pangan di seluruh wilayah Indonesia.

Hal tersebut disampaikan dalam rapat terbatas (ratas) tindak lanjut antisipasi kebutuhan bahan pokok pada Selasa (28/4/2020).

Jokowi juga mengatakan, dari stok bahan pangan pokok di seluruh Indonesia, terjadi defisit beberapa komoditas pangan di 34 provinsi.

Rinciannya beras defisit di 7 provinsi, jagung defisit di 13 provinsi, cabai rawit defisit di 19 provinsi, dan telur ayam defisit di 22 provinsi.

Karena itu, Jokowi meminta data secara detail daerah mana saja yang stok bahan pokoknya surplus dan defisit.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi menyatakan defisit pada 7 provinsi dan ditutupi dari 27 provinsi lain yang mengalami surplus.

"Stok awal April sebesar 3,45 juta ton cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah yang defisit," ujar Agung.

Agung mengatakan akan selalu ada daerah surplus dan defisit. Karena surplus terjadi pada wilayah sentra produksi, sementara defisit terjadi karena ada produksi di daerah tersebut tapi tidak mencukupi kebutuhan konsumsinya.

Meski Begitu, Agung mengatakan, pihaknya terus mengupayakan stabilisasi pasokan pangan agar merata di seluruh daerah, salah satunya dengan membantu biaya distribusinya.

"Kementan akan membantu pendistribusian, agar hasil panen petani dapat terserap di tengah pandemi dan petani tetap bersemangat menanam dan berproduksi," kata Agung.

https://money.kompas.com/read/2020/05/01/123000326/kementan-perkirakan-produksi-beras-indonesia-surplus-64-juta-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke