Associate MarkPlus Chrestella Carissa mengatakan apabila sebelum adanya pandemi, mayoritas responden berbelanja produk agroindustri sebanyak 2-7 hari sekali. Namun sejak adanya pandemi ada 37 persen responden yang mengaku justru lebih sering membeli produk tersebut.
"Total transaksi belanja masyarakat untuk hasil agroindustri juga meningkat menjadi lebih dari Rp 500.000 per transaksi," ujarnya dalam webinar MarkPlus, Selasa (13/10/2020).
Menurut dia, hal ini terjadi lantaran adanya tren memasak makanan di rumah untuk menjamin kualitas dan nutrisi makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut Carrisa menyebutkan pasar tradisional merupakan tempat belanja favorit yang dipilih masyarakat sebelum pandemi. Namun sejak adanya pandemi, tempat berbelanja yang menjadi terfavorit itu adalah secara online alias daring.
Selain itu, dari survei tersebut, Carrisa mengatakan ada sebanyak 52 persen responden yang khawatir penjual dan produk yang dibeli akan terpapar virus Covid-19 jika mereka mengunjungi pasar tradisional.
"Mereka tidak yakin apakah penjual terpapar Covid-19 dan ada juga yang takut apabila toko ramai," ucapnya.
Untuk itu, lanjut Carrisa, perlu sekali bagi para produsen ataupun penjual produk bisa menjamin dan mengedukasi para konsumennya terkait kemananan proses produksi maupun penjualan produk yang telah menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu pemanfaatan teknologi digital juga perlu untuk dijaga.
Sebelumnya perlu diketahui dalam survei ini, MarkPlus melibatkan 100 responden di seluruh Indonesia dengan kelompok usia mayoritas di atas 35 tahun dengan dominasi jumlah pengeluaran sebesar Rp 3 juta sampai Rp 4,9 juta per bulan.
https://money.kompas.com/read/2020/10/13/173403826/survei-markplus-selama-pandemi-frekuensi-masyarakat-berbelanja-produk