Dliansir dari Bloomberg, Anext Bank akan menyediakan layanan keuangan digital untuk usaha mikro, kecil dan menengah, terutama yang beroperasi lintas batas.
Dengan ini, Ant Group memasuki arena yang didominasi oleh pemain lama tradisional termasuk DBS Group Holdings Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp.
Dengan menggunakan Singapura sebagai basis bisnisnya di Asia Tenggara, Ant Group berharap dapat mengimbangi prospek pertumbuhan yang lebih lambat di dalam negeri setelah perombakan peraturan yang diberikan pemerintah lokal.
Sedikit catatan, sebagian perusahaan yang dimiliki oleh Alibaba Group Holding Ltd., Ant juga dapat memanfaatkan unit operator e-commerce di wilayah tersebut, yakni Lazada.
Chief Executive Officer ANEXT Bank Toh Su Mei mengatakan, layanan perbankan pada dasarnya adalah bagian yang sangat sentral.
"Layanan perbankan pada dasarnya adalah bagian yang sangat sentral dari rangkaian layanan keuangan holistik yang kami lakukan di Asia Tenggara. Mudah-mudahan kami dapat menggunakan Singapura sebagai landasan," kata dia dalam siaran pers dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2022).
Perihal kepegawaian, Toh menjelaskan, Anext Bank akan membangun tim utama di Singapura sebanyak 75 persen. Sedangkan, sisanya akan ada di China.
Dilihat dari profil Linkedln-nya, Toh diketahui sebagai mantan eksekutif di DBS. Ia memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri perbankan.
Ia juga diketahui pernah memimpin divisi pinjaman DBS untuk usaha kecil dan menengah di wilayah tersebut sebelum bergabung dengan Ant Group.
Bank digital anyar ini memulai layanan dengan menawarkan pratinjau akun deposito mata uang ganda (dual-currency), yang mencakup verifikasi otentikasi tiga faktor, on-boarding jarak jauh, dan bunga harian. Deposit akun akan tersedia mulai kuartal ketiga tahun ini.
Toh mengatakan, bank digital besutannya akan menawarkan suku bunga yang sesuai dengan pasar.
“Kami di sini bukan untuk menciptakan perang harga,” tegas dia.
Ant Group adalah salah satu dari dua grup yang mendapatkan lisensi perbankan digital grosir pada Desember 2020. Hal ini memungkinkan perusahaan ini melayani perusahaan kecil dan menengah serta segmen non-ritel lainnya.
Ini membutuhkan komitmen modal sebesar 100 juta dollar Singapura atau sekitar 73 juta dollar AS. Itu dibandingkan dengan lisensi bank digital penuh, yang dapat melayani semua jenis pelanggan dan pada akhirnya membutuhkan modal 1,5 miliar dollar Singapura serta kontrol lokal.
Tak hanya itu, Ant juga akan bermitra dengan Proxtera, entitas lokal yang merupakan bagian dari inisiatif publik yang dipimpin oleh Monetary Authority of Singapore dan Singapore's Infocomm Media Development Authority.
Kemitraan ini bertujuan menciptakan kerangka kerja terbuka untuk kolaborasi dengan lembaga keuangan.
Upaya Singapura untuk membuka industri perbankan bagi perusahaan teknologi ini mengikuti langkah serupa di Hong Kong. Di sana, Ant dan pesaing China termasuk Tencent Holdings Ltd. memperoleh lisensi pada tahun 2020.
Chief Fintech Officer MAS Sopnendu Mohanty mengatakan, inovasi berkelanjutan dan kemampuan baru yang dibawa oleh bank digital tidak diragukan lagi akan menambah lebih banyak mesin pertumbuhan ke sektor keuangan Singapura.
Sekadar informasi, aplikasi pembayaran Ant Alipay memiliki sekitar satu miliar pengguna aktif tahunan pada Agustus 2020. Perusahaan telah berinvestasi di 10 operator dompet digital di luar China, termasuk Paytm di India dan Dana di Indonesia.
https://money.kompas.com/read/2022/06/06/180000526/perusahaan-fintech-milik-jack-ma-luncurkan-bank-digital-di-singapura-ini