Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Global Tahun Depan Tak Menentu, Segera Siapkan Dana Darurat yang Likuid, Mudah Diakses, dan Aman

Sebagaimana diketahui, berbagai lembaga riset dan keuangan telah memproyeksi bahwa perekonomian global akan memasuki jurang resesi pada 2023, imbas dari kenaikan suku bunga bank sentral yang agresif. Fenomena tersebut kemudian berpotensi mengganggu sumber pendapatan individu.

Oleh karenanya, masyarakat disarankan untuk menyiapkan kembali pos dana daruratnya. Ini untuk mengantisipasi kondisi tidak terduga, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan pendapatan usaha.

Dana darurat bukan hanya di tabungan

Dalam menyiapkan dana darurat, masyarakat tidak harus menempatkan seluruh dananya ke tabungan. Pasalnya, nilai dana yang ditaruh di tabungan berpotensi tergerus oleh kenaikan harga komoditas atau inflasi.

Instrumen investasi dinilai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat penyimpanan darurat. Dengan demikian, potensi keuntungan masih bisa diperoleh individu.

Namun demikian, tidak semua instrumen investasi bisa digunakan sebagai pos dana darurat. Terdapat sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi, agar instrumen investasi dapat menjadi dana darurat.

Instrumen investasi apa untuk dana darurat?

Retail Proposition Divition Head OCBC NISP Chinni Yanti Tjhin mengatakan, terdapat tiga kriteria utama instrumen investasi dapat digunakan sebagai dana darurat, yakni likuid, mudah diakses, dan aman.

Untuk kriteria likuid, artinya masyarakat harus memilih aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu relatif singkat. Masyarakat tidak disarankan untuk memilih instrumen investasi yang sulit untuk diubah menjadi uang.

"Kalau misal analogi saya beli tanah murah semua uang saya pakai buat beli tanah, apakah tanah masuk ke aset yang likuid? Tidak, karena pencairannya butuh proses yang tidak singkat," tutur dia, di Jakarta, Selasa (11/10/2022).


Kemudian, instrumen investasi yang dapat dipilih untuk dana darurat juga harus aman. Artinya, nilai dari dana yang ditempatkan tidak bergerak sangat volatil atau mudah beruba-ubah.

"Misal beli saham, enggak cocok untuk dana darurat. Mungkin itu bisa buat instrumen investasi," kata Yanti Tjhin.

"Aman paling enggak, pokoknya enggak terlalu banyak volatilnya. Prinsip dasarnya, fundamentalnya jangan terlalu banyak bergerak," tambah dia.

Terakhir, instrumen investasi yang dipilih juga harus mudah diakses. Sehingga, ketika terjadi kondisi yang tidak terduga, masyarakat bisa dengan mudah menarik dana daruratnya.

Jika melihat kriteria tersebut, masyarakt bisa memilih instrumen investasi seperti deposito bank atau reksa dana keuangan. Pasalnya kedua instrumen tersebut berkaitan dengan bank, sehingga lebih mudah diakses masyarakat.

Itu lah kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk masyarakat dalam memilih instrumen investasi sebagai penempatan dana daruratnya.

https://money.kompas.com/read/2022/10/11/160415426/ekonomi-global-tahun-depan-tak-menentu-segera-siapkan-dana-darurat-yang-likuid

Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke