Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Terpilih Diminta Memihak Industri E-commerce

Kompas.com - 18/04/2019, 14:47 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia E-commerce Association (idEA) atau Asosiasi E-commerce Indonesia berharap pemerintahan baru nanti berpihak pada industri e-commerce. Selama ini, perhatian pemerintah belum begitu maksimal pada sektor bisnis ini.

"Harapanya yang paling besar adalah keberpihakan pada industri ekonomi digital. Jadi bukan sekarang belum berpihak, tapi sayan melihatnya masih ada beberapa (yang perlu dibenahi)," kata Ketua Umum idEA Ignatius Untung kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).

Untung mengatakan, selama ini sejumlah kebijakan aturan yang diterapkan pemerintah masih kurang tepat. Pasalnya, masih ada kecenderungan yang hanya mempertimbangkan satu pihak atau sisi.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Aturan Pajak bagi E-Commerce di Indonesia?

"Kadang-kadang kita masih berkompromi gitu lho. Contohnya, pemerintah masih suka mengeluarkan kebijakan atau aturan yang (membuat) ekonomi digital itu agak seret, karena dengan alasan untuk melindungi industri lain yang sudah keburu besar investasi di sana," ungkapnya.

Dia mengatakan, seharusnya pemerintah lewat lembaga terkait mempertimbangkan posisi Indonesia dengan negara lain dunia. Ini supaya industri e-commerce Tanah Air tidak tertinggal dengan kemajuan-kemajuan yang terus berlangsung.

"Yang mau kita dorong itu bukan keberpihakan kepada pengusahannya tapi keberpihakan industrinya," jelasnya.

Baca juga: Tumbuh Pesat, Ini Tantangan E-commerce untuk Raih Loyalitas Konsumen

Artinya, sambung Untung, siapapun pengusaha dan usahanya melakukan trasnformasi dari offline ke online. Bukan malah menghalangi kemunculan industri online yang notabene sejenis.

"Termasuk pengusaha yang sudah keburu investasi besar-besaran didorong juga untuk melakukan digital tranformasi. Jadi yang belum masuk online masuk, tranformasi online dengan dikasih insentif masuk online," imbuhnya.

Meskipun demikian, ia menilai pemerintah saat ini sudah berperan banyak untuk mendorong industri e-commerce kian maju. Hanya saja perlu pembenahan dan perbaikan ke depannya supaya lebih maksimal.

Baca juga: Pasar E-Commerce Indonesia Diprediksi Tumbuh hingga 20 Miliar Dollar ASppl 

Ada beberapa masukan dan saran asosiasi yang kemudian diakomodasi dalam kebijakan yang diterbitkan pemerintah.

"Enggak semua tertampung, tapi cukup banyak yang ditampung," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com