JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia ( BI) pada Kamis (20/8/2019) mendatang bakal mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan.
Salah satu yang dibahas adalah mengenai kebijakan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR).
Pengumuman tersebut menjadi penting lantaran bakal memengaruhi kondisi pasar keuangan di Indonesia.
Director and Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, keputusan BI pada RDG mendatang bakal menyesuaikan dengan kecenderungan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Penurunan Suku Bunga BI Bisa Berlanjut
Adapun The Fed diprediksi bakal menurunkan kembali suku bunga mereka pada September mendatang setelah akhir Juli lalu, mereka menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya setelah satu dekade sebesar 25 basis poin (bps) menjadi di kisaran 2 persen hingga 2,5 persen.
"Jika BI akhirnya menurunkan kembali suku bunga bulan ini, kami enggak terkejut. Karena negara lain juga sudah menurunkan suku bunga juga," ujar Ezra di Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Ezra menjelaskan, BI masih memiliki ruang yang cukup lebar untuk menurunkan suku bunga lantaran selisih antara suku bunga dengan inflasi (real interest rate) yang masih cukup tinggi.
Selain itu, selisih antara imbal hasil obligasi pemerintah dengan imbal hasil obligasi Amerika Serikat juga masih cukup lebar.
"Untuk real interest rate, kita masih ada ruang 250 bps," ujar Ezra.
Baca juga: BI Diprediksi Bakal Kembali Pangkas Suku Bunga
Ezra menjelaskan, kebijakan BI berjalan beriringan dengan kebijakan bank sentral di dunia yang saat ini juga cenderung kian menurunkan suku bunganya.