NEW YORK, KOMPAS.com - Dalam wawancara kerja, pihak perusahaan pastilah bakal mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kandidat.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kepribadian sang kandidat sekaligus memastikan apakah kandidat itu cocok sebagai pegawai di perusahaan.
Namun, perlu diingat bahwa pertanyaan yang diajukan saat wawancara kerja bukan sembarang pertanyaan. Kadang pertanyaan itu malah cenderung menjebak Anda.
Baca juga: Catat, 3 Kesalahan Fatal Saat Wawancara Kerja
Dikutip dari Popsugar, Kamis (9/1/2020), ada 7 pertanyaan yang cenderung menjebak Anda saat wawancara kerja, apa saja?
Ketika mengajukan pertanyaan ini, pihak perusahaan tidak mengharapkan jawaban yang remeh dari Anda. Namun, perusahaan mencari pernyataan yang ringkas nan informatif tentang seberapa pantas Anda untuk posisi dan perusahaan tersebut.
Tanpa persiapan yang matang, mudah saja Anda terjebak pertanyaan yang terkesan sederhana ini. Anda akhirnya malah menjelaskan tentang kehidupan pribadi Anda tanpa informasi yang bernilai.
Untuk itu, cobalah mempersiapkan jawaban berupa pernyata singkat dan jelas terkait keahlian, keterampilan, dan pencapaian Anda.
Baca juga: Ditanya soal Gaji Saat Wawancara Kerja, Begini Jawabnya
Pertanyaan ini juga terkesan sederhana, namun bisa menjebak Anda. Perusahaan ingin mencari kemungkinan perilaku yang menimbulkan masalah pada posisi pekerjaan Anda saat ini atau memang karena faktor kenyamanan.
Reaksi Anda terhadap pertanyaan seperti ini jika tak tepat dapat membuat pihak perusahaan tak lagi tertarik pada Anda. Reaksi dimaksud misalnya memutuskan meninggalkan pekerjaan karena kantor jauh dari rumah atau alasan remeh lainnya.
Cobalah untuk fokus pada keinginan untuk terus tumbuh dan berkembang di bidang Anda. Jelaskan secara spesifik bagaimana posisi yang Anda lamar dapat membantu cita-cita Anda itu.
Pihak perusahaan ingin mengetahui seberapa Anda memahami diri sendiri dan apakah Anda bersedia atau tidak untuk terbuka tentang hal itu.
Jawaban klasik dan membosankan atas pertanyaan itu adalah menjadikan kekuatan sebagai kelemahan, misalnya "Saya terlalu keras bekerja."
Jawaban ini dianggap tidak tulus dan akhirnya Anda kehilangan kredibilitas sebagai kandidat. Sebaliknya, jawablah dengan kelemahan yang realistis dan relevan dengan lingkungan kerja.
Pastikan pula Anda lanjutkan jawaban itu dengan cara-cara positif untuk menangani kelemahan itu dan pada akhirnya kinerja Anda membaik.
Baca juga: Ditanya soal Gaji Saat Wawancara Kerja, Begini Jawabnya
Perusahaan mencari kandidat yang dapat tumbuh bersama perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan tak perlu buang-buang waktu melatih dan mengembangkan pegawai yang pada akhirnya malah pindah ke perusahaan saingan.