Untuk minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia mengalami kenaikan harga 16,27 persen, selain itu juga karet mengalami kenaikan harga sebesar 7,35 persen.
"Ini akan memengaruhi nilai ekspor kita karena 11,37 persen ekspor kita didominasi oleh lemak dan minyak hewan nabati," lanjut dia.
Namun demikian, Suhariyanto juga mencatatkan terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti nikel, coklat, batubara, perak dan alumunium.
Baca juga: Analis Ungkap Rekam Jejak Hitam Benny Tjokro di Pasar Saham
Suhariyanto merinci, defisit sebesar 28,2 juta dollar AS berasal dari nilai ekspor Indonesia sebesar 14,47 miliar dollar AS dan impor sebesar 14,5 miliar dollar AS pada Desember 2019.
Suharianto menjelaskan, neraca migas mengalami defisit sebesar 971,3 juta dollar AS dan neraca non migas mencatatkan surplus 943,1 juta dollar AS.
"Ini masih defisit tapi jauh lebih kecil dibanding posisi 2018, kita berharap ekspor akan meningkat ke depan dan impor lebih terkendali sehingga bisa surplus," ujar dia.
Baca juga: Benny Tjokro Masuk Daftar Orang Terkaya RI, Terseret Skandal di BUMN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.