Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Gejolak Harga, Pemerintah Patok Inflasi Pangan hingga 5 Persen

Kompas.com - 13/02/2020, 15:17 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mematok target inflasi pangan atau harga pangan bergejolak di kisaran 4 persen plus minus 1 persen.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan penetapan target tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kenaikan harga.

Ini terutama di momentum hari raya seperti lebaran dan tahun baru serta Natal.

Baca juga: Impor Bawang Putih dari China Disetop, Inflasi Akan Melonjak?

Sebab selama ini, pemerintah belum menetapkan target inflasi untuk volatile food. Padahal, volaile food merupakan salah satu penyumbang inflasi terbesar.

"Pemerintah menargetkan juga menjaga inflasi volatile food (harga pangan bergejolak) di sasaran 4 persen plus minus 1 persen. Kenapa pemerintah menetapkan volatile food? Karena faktor penyumbang inflasi terbesar dari bahan makanan volatile food," ujar Iskandar ketika memberi keterangan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Kamis (13/2/2020).

"Ini menjadi perhatian pemerintah dalam menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.

Adapun untuk tahun ini, pemerintah juga menetapkan sasaran inflasi di ksiaran 2 hingga 4 persen atau 3 plus minus 1 persen. Tahun lalu, realisasi inflasi hingga akhir tahun sebesar 2,72 persen dari target 3,5 persen plus minus 1 persen.

Secara lebih rinci, untuk inflasi tarif yang diatur oleh pemerintah 0,51 persen per 2019, harga makanan bergejolak sebesar 4,3 persen dan inflasi inti 3,02 persen.

Baca juga: Kenaikan Harga Cabai Dorong Inflasi di Januari 2020

Dalam upaya pengendalian inflasi, Iskandar mengatakan pemerintah bakal menjaga kesenkangan harga tak hanya antar tempat namun juga antar waktu.

"Misalnya saja untuk antar waktu ketika panen harga-harga banyak yang anjlok, namun ketika paceklik harga itu jadi naik. Itu jadi perhatian pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam pengendalian harga," ujar dia.

Selain itu, dalam upaya menjaga inflasi volatile food, pemerintah juga akan meningkatkan kelembagaan dalam hal digitalisasi produk pertanian.

Harapannya, produktivitas produk pertanian bisa lebih tinggi dengan momentum waktu yang tepat.

Selain itu pemerintah juga akan meningkatkan efektivitas kebijakan untuk menjaga daya beli masyrakat.

"Termasuk dalam rangka frontloading anggaran, dalam rangka mencegah penurunan daya beli untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan stabilitas harga," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com