Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] BPS Akan Rektrut 390.000 Petugas Sensus | Susi soal Tantangan Diskusi Terbuka

Kompas.com - 17/02/2020, 05:36 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. BPS Mau Buka Lowongan 390.000 Petugas Sensus Penduduk 2020, Cek Syaratnya

Badan Pusat Statistik ( BPS) akan membuka lowongan untuk 390.000 orang petugas di seluruh Indonesia pada awal April mendatang. Kebutuhan ratusan ribu tenaga lepas itu guna menyukseskan Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, Petugas Sensus bertugas mendatangi rumah-rumah penduduk door to door untuk melakukan Sensus Penduduk untuk melakukan wawancara selama penyelenggaraan Sensus Penduduk 2020 pada Juli nanti.

"Kita belum buka pendaftaran sekarang. Pada bulan April nanti setiap daerah akan ada pengumuman lewat online dan masing-masing kota," kata Suhariyanto dikutip dari Antara, Sabtu (15/2/2020).

"Kita perlu teman-teman untuk menjadi petugas Sensus Penduduk. Silakan daftar," katanya lagi.

Simak selengkapnya di sini

2. Omnibus Law, Pemerintah Hapus Cuti Panjang Karyawan

Pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) omnibus law Cipta Kerja mengubah beberapa ketentuan soal ketenagakerjaan salah satunya soal cuti panjang.

Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 79, pemerintah menjelaskan secara detail soal cuti panjang alias istirahat panjang bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 tahun di perusahaan yang sama.

Cuti panjang yang diatur adalah sekitar 2 bulan pada tahun ketujuh hingga tahun ke delapan masing-masing 1 bulan tiap tahunnya. UU tersebut pun mengatur secara jelas peraturan soal istirahat panjang yang dibuat dalam bebebapa poin khusus.

Namun dalam draft Rancangan Undang-Undang (RUU) omnibus law Cipta Kerja, peraturan cuti tahunan dihapus.

Baca selengkapnya di sini

3. Erick Thohir Sindir Telkom, Terlalu Bergantung Telkomsel hingga Punya Perguruan Tinggi

Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir menyindir gaya bisnis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dianggapnya belum mengikuti perkembangan zaman.

Menurut mantan Presiden Inter Milan ini, laba dari Telkom justru malah lebih banyak disumbang dari anak usahanya, yakni PT Telkomsel. Telkomsel sendiri menyumbang sekitar 70 persen dari laba Telkom.

Meski kontribusi laba Telkomsel sangat besar, Telkom juga masih harus berbagi keuntungan dengan Singapore Telecom atau Singtel yang juga jadi pemegang saham Telkomsel.

Menurut Erick Thohir, meski sebagai BUMN besar dengan sumber daya mumpuni, Telkom dinilainya kurang banyak berinovasi menggenjot pendapatan dari segmen lain, seperti data cloud di dalam negeri yang malah banyak digarap perusahaan asing.

Selengkapnya baca di sini

4. Ditantang Effendi Gazali Diskusi Terbuka Polemik Lobster, Ini Respons Susi

Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali mengajak Susi Pudjiastuti datang ke diskusi terbuka membahas polemik ekspor benih lobster.

Effendi Gazali yang juga dosen Ilmu Komunikasi UI menyebut, menyelesaikan polemik melegalkan ekspor benur lobster sebaiknya dilakukan di forum diskusi ketimbang hanya ramai di media sosial.

Meski tak secara implisit menyebut nama Effendi Gazali, Susi merespon kalau media sosial juga jadi sarana komunikasi publik yang malah bisa didengar lebih banyak orang.

"Media sosial adlh platform publik, yg dipakai komunikasi oleh publik dalam memberikan opini, pendapat dll. Baik dr sisi pandang pribadi/publik," tulis Susi di akun Twitternya, Minggu (16/2/2020).

Simak selengkapnya di sini

5. Miliarder Dunia Terus Bertambah, Ini Penyebabnya

Jumlah orang yang masuk dalam kategori miliarder dunia meningkat taham di 2019.

Dikutip dari CNBC, berdasarkan laporan yang dirilis oleh perusahaat riset Wealth X mencatakan jumlah orang dengan kekayaan di antara 5 juta dollar AS (Rp 70 miliar) hingga 30 juta dollar AS (Rp 420 miliar) meningkat menjadi 2,67 juta orang tahun 2019.

Angka tersebut tumbuh 10 persen dari jumlah tahun lalu. Sebagai perbandingan jumlah orang kaya dengan nilai kekayaan di kisaran tersebut di atas meningkat 2,39 juta orang di tahun 2018.

Jika dibandingkan dengan jumlah tahun sebelumnya yang sebanyak 2,35 juta orang, angka tersebut hanya naik 1 persen.

Apa sebabnya ya? Simak di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com