Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Indonesia ke AS Berpotensi Turun 2,5 Persen, Mengapa?

Kompas.com - 27/02/2020, 18:28 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) mencabut preferensi khusus untuk Indonesia dalam daftar negara berkembang Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) diproyeksi akan berdampak terhadap kinerja ekspor nasional ke AS.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, ekspor nasional ke AS berpotensi anjlok hingga 2,5 persen sepanjang 2020.

Ini akibat dicabutnya status Indonesia sebagai negara berkembang dalam ketentuan investigasi bea masuk anti dumping.

Baca juga: RI Dicoret AS dari Negara Berkembang, Apa Saja Dampaknya?

"Kalau ke AS sendiri (ekspor) bisa berkurang antara 1 sampai 2,5 persen. Biasanya kan kita meningkat," ujarnya di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2019 ekspor non migas RI ke AS tumbuh 0,07 persen ke angka 17,6 miliar dollar AS.

Namun, pertumbuhan tersebut terancam dengan potensi munculnya tarif baru yang akan dikenakan AS.

Lebih lanjut, komoditas-komoditas yang berpotensi menurun ekspornya adalah, alas kaki, produk tekstil, karet, minyak kelapa sawit, hingga komponen mesin listrik.

Baca juga: Dicoret dari Daftar Negara Berkembang, Ekspor Indonesia Akan Terpukul?

Pasalnya, dengan dikenakannya tarif baru harga komoditas-komoditas tersebut akan naik.

"Sehingga tentu investor di sana akan mencari negara yang bisa menawarkan biaya produksi yang lebih murah dan membuat harga output-nya bisa lebih kompetitif," tutur Heri.

Oleh karenanya, Heri menyarankan pemerintah untuk melakukan protes kepada AS, sebab Indonesia dinilai belum cocok diklasifikasikan sebagai negara maju.

Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk menjaga daya saing di kancah internasional.

"Dari insentif fiskal dan regulasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com