Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omnibus Law Mudahkan Investasi, Kenapa Buruh yang Ditekan?

Kompas.com - 27/02/2020, 19:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fathimah Fildzah Izzati mempertanyakan dasar pemerintah menjadikan buruh sebagai pertimbangan pertama dalam memudahkan investasi di Indonesia hingga dibentuk omnibus law Cipta Kerja.

Padahal dia bilang, berdasarkan survei World Economic Forum (WEF) terbaru, ada banyak hal yang membuat mandeknya investasi di Indonesia, utamanya soal kasus korupsi.

"Banyak tuh indikator yang menghambat investasi, seperti korupsi lah, pajak lah, kenapa harus buruh yang pertama? Sebenarnya apa alasannya perlu dicari tahu," kata Fildzah di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Peneliti: Omnibus Law Cipta Kerja Rugikan Pekerja

Fildzah menuturkan, pemerintah pun bisa merujuk pada narasi-narasi lain sebagai rujukan utama pembuatan RUU, tak melulu pertumbuhan ekonomi.

Namun hingga kini, pertumbuhan ekonomi masih menjadi rujukan utama dari pembuatan RUU.

"Dan sebenarnya narasi untuk melawan angka pertumbuhan ekonomi itu udah banyak juga dari ekonom-ekonom. Cuma pemerintah RI hanya mau pakai narasi umum pertumbuhan ekonomi tadi, jadi itu yang sebenernya melawan di tataran level ide juga," ungkap Fildzah.

Fildzah pun menyoroti rapat pemerintah soal RUU Cipta Kerja yang justru banyak dihadiri oleh para pelaku usaha dan asosiasi, sebut saja Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Baca juga: Omnibus Law Cipta Kerja Fokus pada Tujuh Juta Pencari Kerja

Hanya sedikit sekali waktu yang diberikan kepada serikat buruh untuk mendiskusikan RUU Cipta Kerja tersebut. Padahal RUU Cipta Kerja yang nantinya bakal mengatur segala hak-hak pekerja.

"Ini kelihatan orientasi pemerintah sebenernya pro sama pihak yang mana. Saya sih bisa bilang pemerintah pro dengan pihak the one person itu, yang pengusaha konglomerat dan investor dibandingkan kelas pekerja," ungkapnya.

Untuk memperbaiki, Fildzah menyebut yang bisa pemerintah lakukan agar seluruh stakeholder merasa didengar, misalnya dengan melibatkan akademisi dalam penyusunan naskah akademik alias RUU itu.

"Banyak akademisi yang bisa memberitahu, misalnya "Enggak kok, narasinya enggak cuma itu, banyak narasi alternatif untuk meningkatkan investasi,". Pasti ada narasi-narasi alternatif soal apa yang baik untuk ekonomi kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com