Namun yang sedikit rumit, anjloknya harga minyak dunia membuat komoditas utama RI juga mengalami penurunan nilai ekspor.
Harga minyak kelapa sawit, karet, dan batu bara telah mengalami penurunan (year to date), masing-masing turun sebesar 19,5 persen, 12,9 persen, dan 2,6 persen. Jika minyak terus jatuh, maka komoditas bakal tertekan lebih lanjut.
"Tapi saya lihat selama di Indonesia enggak panik, daya beli bisa dijaga, pemerintah relaksasi mungkin ada omnibus law, saya pikir dampaknya terhadap Indonesia tidak seberat di negara maju," ucap dia.
Baca juga: Bappebti Blokir 23 Situs Trading Investasi Ilegal
Alih-alih terdampak, Marsangap menilai Indonesia bisa jadi negara dengan tujuan investasi yang baik pada semester II-2020 bila fluktuasi beres dan rebalancing berjalan lancar.
"Dampaknya relatif lebih terbatas dibanding negara lain. Bisa jadi secara valuasi Indonesia tampak lebih baik. Ketika fluktuasi beres, value bakal muncul. Semester II nanti kalau ada re-balancing, Indonesia bisa dilihat sebagai tujuan investasi yang baik," pungkasnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Iuran Tak Jadi Naik Bisa Pengaruhi Keberlanjutan BPJS Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.