Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proyeksi IHSG di Awal Pekan

Kompas.com - 04/04/2020, 20:02 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia pekan ini ditutup menghijau, awal pekan depan IHSG diproyeksikan akan terkoreksi.

IHSG pekan ini ditutup pada level 4.623,42 atau menguat 91,74 poin (2,02 persen) dibanding penutupan Kamis pada level 4.531,68.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, IHSG akan melemah di awal pekan namun berpotensi kembali menguat pada akhir pekan.

“IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah terkoreksi di awal-awal pekan dan kembali menguat di akhir pekan. Pergerakan IHSG akan sangat di pengaruhi pasar global dan regional,” katanya, Sabtu (4/4/2020).

Baca juga: PLN: 8,5 Juta Pelanggan Telah Dapat Token Listrik Gratis

Adapun beberapa sentimen domestik pada awal pembukaan IHSG pekan depan adalah munculnya proyeksi terburuk dari dampak Covid-19 terhadap perekonomian dan berdampak menekan pergerakan pasar.

Misalkan saja perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diprediksi bergerak antara Rp 17.500 per dollar AS sampai dengan Rp 20.000 per dollar AS.

Sementara inflasi diproyeksikan berada dalam kisaran 3,9 sampai dengan 5,1 dan pertumbuhan ekonomi berada pada rentang 2,3 persen sampai -0,4 persen.

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Kendala Penerapan PSBB adalah Masalah Data Penduduk

Akhir pekan ini pasar menutup kinerja positif akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan stimulus fiskal.

Pasar juga merespon paket stimulus fiskal senilai Rp 405,1 triliun sebagai kebijakan Presiden Jokowi untuk melawan dampak negatif penyebaran pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Selain itu, jumlah kenaikan kasus virus corona di Indonesia juga cenderung lebih lambat di bandingkan negara lain.

“(Namun) ini di kawatirkan akibat masih rendahnya jumlah test yang dilakukan. Kenaikan jumlah kasus ketika test di perbanyak menjadi indikasi bagus penangan kasus Covid-19,” ungkapnya.

Baca juga: Begini Perawatan Pasien Corona di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran

Penguatan indeks juga terdorong aksi Presiden AS Donald Trump yang mengatakan telah bicara dengan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman untuk mengurangi produksi minyak mentah.

Trump memperkirakan kedua Negara akan mengurangi produksi hingga 10 juta barel. Brent patokan internasional naik 21 persen dan West Texas Intermediate patokan Amerika juga naik 25 persen.

Tahun ini harga minyak sudah turun lebih dari 58 persen yang berakibat pelaku pasar menjual aset keuangan lain untuk menutup kerugian kontrak minyak mentah. Penurnan ini juga memukul industri shale oil AS yang mendorong ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja di sana.

Baca juga: Sulit Bayar Cicilan Utang? Ini Cara Menghindari Gagal Bayar

Pergerakan Wall Street juga menunjukkan koreksi. Indeks bursa AS ditutup merah setalah pelaku pasar kembali fokus pada penyebaran Covid 19. Hal ini mengingat jumlah kasus Covid-19 sudah mencapai 1.09 juta di seluruh dunia dengan jumlah kematian mencapai 59.172 jiwa.

AS memimpin sebagai negara tertinggi dengan jumlah kasus 277.467 kasus dan kematian 7.402 jiwa. Pasar dalam dua pekan kedepan akan memperhatikan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan mereka bersiap dengan lonjakan kasus virus corona baru.

“Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian di AS dengan perkiraan puncaknya selama dua minggu ke depan,” jelasnya.

Sementara itu, indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret 020 dari 50,1 pada Februari 2020. Klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 6,65 juta dari sebelumnya 3,3 juta pengangguran AS pada pekan terakhir Maret.

Baca juga: Perhitungan Diskon 50 Persen bagi Pelanggan Listrik 900 VA Subsidi

Data ini kembali mencatatkan rekor tertinggi. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen, sementara lockdown di sebagian wilayah di AS membuat ekonomi AS menjadi berat dan ini akan di konfirmasi oleh data-data yang keluar nantinya.

“Ditambah dengan lonjakan kasus Covid-19 membuat kami perkirakan indeks di Wall Street akan cenderung tertekan pekan depan,” tambahnya.

Di sisi lain, bursa Eropa cukup berflutuasi setelah terangkat oleh kenaikan harga minyak. Tetapi besarnya data kasus Covid-19 di Italia, Spanyol, German dan Prancis menekan pergerakan pasar keuangan.

Baca juga: Belanja di Alfamart Bisa Pakai WhatsApp, Ada Diskon Sampai 47 Persen

Besarnya kasus corona di Italia, Spanyol dan Prancis juga di ikuti dengan angka persentase kematian yang cukup tinggi yakni diatas 10 persen.

Sebagian saham industry keuangan mengalami tekanan akibat menunda dan membatalkan pembagian dividen dan akan memilih melakukan buyback saham mengikut anjuran Bank Sentral Eropa (ECB).

ECB mengnajurkan agar uang tunai yang dihasilkan harus digunakan untuk menopang perekonomian kawasan tersebut. Dalam jangka pendek terutama dalam periode ketidak pastian pelaku pasar lebih mementingkan kas.

Baca juga: Listrik di Rumah Anda Disubsidi? Ini Cara Mengeceknya

“Karena itu pelaku pasar memilih menjual aset berisiko dan memegang kas. Dijangka panjang strategi buyback akan menguntungkan perusahaan dan pemegang saham. Kami pikir pasar Europa akan cenderung fluktuasi cenderung tertekan,” ujarnya.

Hans memproyeksikan IHSG bergerak pada level support 4.393 sampai dengan 3.918 dan resistance di level 4.848 sampai level 5.112.

Baca juga: Hari Ini Sudah Bisa Klaim Token Listrik Gratis PLN via Situs Resmi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com