Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Stigma Konsumtif, Perempuan Harus Mahir Berinvestasi

Kompas.com - 23/04/2020, 07:31 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bicara soal keuangan, wanita memang terkenal handal dalam urusan pengelolaan keuangan, khususnya di rumah tangga. Namun bagaimana dengan investasi? Apakah wanita juga cukup mahir? 

Menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana, pada era kesetaraan ini, perempuan sudah harus mahir dalam hal pengelolaan keuangan, termasuk dalam hal investasi.

Selama beberapa generasi, perempuan identik dengan julukan menteri keuangan keluarga, karena pengelolaan keuangan keluarga selama ini dikelola oleh perempuan / ibu rumah tangga.

 

Baca juga: Simak, Tips Kelola Investasi di Tengah Virus Corona

Namun ketika bicara soal investasi, yang kita dengar umumnya sering dilakukan oleh laki-laki. Padahal, sudah banyak juga perempuan yang mahir mengelola keuangan sekaligus berinvestasi.

Perempuan identik dengan perilaku konsumtif

Yang harus diingat, investasi adalah milik semua kalangan. Selama ini, bisa jadi perempuan lebih identik dengan belanja dan hal-hal berbau konsumtif, sehingga urusan investasi lebih banyak dilakukan laki-laki. Padahal dengan julukannya sebagai menteri keuangan keluarga, membuktikan dalam hal pengelolaan keuangan, perempuan terhitung mahir melakukannya.

“Bagi perempuan, kemampuan berinvestasi menjadi cara untuk menjadi perempuan yang independen, dan mandiri secara finansial. Kini, bukan lagi saatnya menantikan sosok laki-laki mapan yang akan hadir menyelamatkan keuangan,” kata Krizia melalui siaran media, Rabu (23/4/2020).

Krizia juga mengatakan sebagai perempuan juga harus bisa membuktikan diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan berinvestasi, perempuan membuktikan kemampuannya untuk mengelola keuangan, mengembangkan uang, sekaligus memanfaatkan uang dengan baik.

Baca juga: Kondisi Tak Menentu akibat Corona, Haruskah Tunda Investasi?

Secara umum, pilihan investasi yang pas untuk perempuan cukup beragam, tidak kalah dengan laki-laki. Hanya saja, perempuan biasanya suka yang simpel, seperti emas, baik itu perhiasan maupun emas batangan.

Namun kendalanya, investasi emas butuh dana yang tidak kecil. Harganya pun terus naik. Tentunya masih ada pilihan investasi dengan anggaran yang tidak terlalu besar serta mudah di akses. Pilihan dikembalikan lagi kepada masing-masing.

Investasi Reksa Dana

Ada juga investasi reksa dana yang bisa menjadi salah satu opsi. Perempuan pekerja kantor yang juga ibu rumah tangga, tentunya akan memilih alternatif investasi yang mudah. Kenapa reksa dana bisa menjadi pilihan?

Alasan pertama adalah, modalnya tidak terlalu besar. Cukup dengan Rp 100.000, sudah bisa berinvestasi.

“Bahkan, sejumlah Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) ada yang sudah menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp 10.000,” ujar dia.

Investasi online juga memiliki waktu yang lebih fleksibel, terutama bagi Anda yang tidak memiliki waktu. Belum lagi sudah tersedianya manajer investasi yang akan melakukan tugas mengelola investasi.

Namun hal yang tidak kalah penting adalah jenis investasi, apakah likuid atau tidak. Ini berkaitan dengan, apakah dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus.

Selain itu, khusus reksa dana pasar uang tidak ada biaya masuk dan keluar. Reksa dana memiliki tingkat risiko yang rendah sampai yang paling tinggi, investor tinggal menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com