Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Sarinah, Dibangun Soekarno dari Pampasan Perang Jepang

Kompas.com - 10/05/2020, 06:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Sarinah yang berada di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, tengah jadi perhatian publik menyusul tutupnya McD. Belakangan diketahui, tutupnya restoran cepat saji tersebut karena ada renovasi besar-besaran dari pemilik gedung, PT Sarinah (Persero).

Letaknya yang berada di jantung Jakarta, menjadikan Gedung Sarinah jadi saksi bisu berbagi peristiwa penting di ibu kota seperti demontrasi, hingga terorisme. Gedung tua ini juga menyimpan sejarah panjang sejak republik ini baru seumur jagung.

Kelahiran Sarinah tak bisa dilepaskan dari Soekarno. Presiden pertama Indonesia ini ingin membangun pusat perbelanjaan pertama di Tanah Air yang diperuntukkan sebagai etalase barang produksi dalam negeri, khususnya yang berasal dari UMKM.

Mal tertua di Indonesia dibangun sebagai salah satu proyek mercusuar Bung Karno saat itu selain pembangunan Monas, GBK, Hotel Indonesia, dan bangunan-bangunan megah lain selama rezim Orde Lama. Gedung tersebut selesai dibangun dan diresmikan pada 15 Agustus 1966.

Baca juga: Sarinah: Belum Ada Tenant yang Putuskan Kontrak Sewa

Biaya pembangunannya berasal dari dana pampasan perang atau kompensasi dari pemerintah Jepang sebagai konsekuensi atas penjajahannya di Indonesia setelah kalah dalam Perang Dunia II melawan sekutu.

Gedung Sarinah memiliki tinggi 74 meter yang terdiri dari 15 lantai, menjadikannya sebagai bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Sebagai pusat perbelanjaan modern pertama, membuat Sarinah saat itu langsung jadi ikon berbelanja di Jakarta.

Nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Bung Karno mengaku sangat mengagumi wanita tersebut, Sarinah digambarkan sebagai sosoknya sebagai bentuk kecintaan pada rakyat kecil.

Kecintaan Soekarno dan rasa hormat yang tinggi terhadap Sarinah diwujudkan dengan menamai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia sesuai dengan nama pengasuhnya itu.

Baca juga: Gedung Sarinah yang Baru Akan Dilengkapi Pusat Kesenian dan Film

Gedung Sarinah dikelola oleh PT Department Store Indonesia. Belakangan, namanya berganti menjadi PT Sarinah (Persero). BUMN ini bergerak di bidang usaha perdagangan, penyewaan ruang kantor, hingga money changer.

Tak cuma di Jakarta, Sarinah saat ini memiliki outlet di beberapa kota seperti Bali, Yogyakarta, Solo, dan Malang.

Selain etalase produk UMKM, tujuan awal Sarinah didirikan adalah untuk memenuhi kebutuhan rakyat agar bisa mendapatkan barang-barang murah tetapi dengan mutu yang bagus dan harga yang tidak terlalu tinggi.

Sebagai mal tertua di Indonesia, Sarinah bisa dibilang sepi dari pembeli meski berada di lokasi yang sangat strategis. Tak banyak pengunjung yang berbelanja di pusat berbelanjannya.

Baca juga: Renovasi Gedung Sarinah Thamrin Menelan Dana Rp 700 Miliar

Ramainya pengunjung lebih sering terlihat di lantai yang ditempati tenant-tenant sepeti restoran cepat saji hingga tempat karaoke.

Renovasi besar

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut renovasi besar-besaran Gedung Sarinah akan menelan anggaran senilai Rp 700 miliar dan melibatkan sejumlah perusahaan BUMN lainnya. Termasuk PT Wijaya Karya (Persero) yang akan menjadi kontraktornya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com