Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terartai, Upaya Mengangkat Karya Anak Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 01/06/2020, 12:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terinspirasi saat menjadi sukarelawan di Sekolah Luar Biasa, Amanda Maringka (28) mendirikan Terartai. Bisnis sosial ini menjual scarf dengan desainer anak berkebutuhan khusus.

Bisnis sosial ini bermula saat wanita lulusan Bentley University ini mengambil unpaid leave (cuti tanpa dibayar) selama 3 bulan di awal 2019.

Momen itu dia gunakan untuk mengeksplorasi hobinya di bidang seni sekaligus melakukan volunteer di salah satu SLB, Kyriakon Special School and Therapy Center.

Kelas seni tiap hari Sabtu itu rupanya disambut baik oleh guru, orang tua, hingga anak berkebutuhan khusus di sekolah. Meski saat itu belum mempunyai pengalaman mengajar anak berkebutuhan khusus, Amanda pun beberapa kali membuat kelas seni serupa.

Baca juga: Bermodal Rp 300.000 Pebisnis Strawberry Beku Raup Omzet Rp 2 Juta Per Hari

Karya seni (artwork) hasil praktik di kelas kerap kali berujung menumpuk tak terpakai. Sayang rasanya karya seni hanya dipajang hingga lusuh, Amanda bertekad mencetaknya menjadi scarf warna-warni.

"Aku terpikir bikin jadi scarf lebih mudah, kalau baju harus mengerti pola dan lain-lain. Aku print. Lagipula waktu itu belum quit kerja," kata Amanda kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020).

Amanda mengakui, bisnis sosial seperti yang dilakoninya memang tricky dan susah-susah gampang. Di sisi lain, margin beberapa bisnis sosial memang tak setinggi bisnis lainnya.

Ada komitmen yang harus dia pegang dalam setiap keputusan, tak lain memperhitungkan kehidupan para artisnya.

Namun tekad bisnis yang sudah tertanam sejak di bangku kuliah dan ingin memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus, jauh lebih besar.

"Aku memberanikan diri untuk ambil unpaid leave buat tes. Ternyata suka dan direspons dengan baik, potensinya ada, dan passion about it. Jadi kenapa enggak?" ujarnya.

Baca juga: Cara Jitu Dongkrak Omzet Bisnis yang Terjun Bebas Akibat Corona

Scarf Terartai yang didesain oleh anak-anak berkebutuhan khusus Kyriakon Special School and Therapy Center.Dok. Terartai Scarf Terartai yang didesain oleh anak-anak berkebutuhan khusus Kyriakon Special School and Therapy Center.
Pembagian keuntungan

Saat launching pada September 2019, Terartai telah berhasil menjual 100 scarf dalam kurun waktu 1 minggu. Hingga kini, 500 scarf telah terjual, di luar pesanan souvenir pernikahan dan pesanan besar lainnya.

Amanda bilang, sistem pembagian keuntungan untuk desainer adalah 20 persen dari setiap scarf ritel yang terjual. Harga 1 scarf panjang dibanderol Rp 300.000 dan scarf kotak dibanderol Rp 350.000.

Artinya, desainer akan mendapat Rp 60.000 - Rp 70.000 tiap 1 scarf yang terjual.

"Setiap scarf didesain oleh artist yang berbeda. Jadi setiap scarf yang didesain oleh artist A, maka artist A mendapat 20 persen dari 1 scarf. Kalau pesanan besar kurang dari 50 pcs, aku komitmen misalnya Rp 2 juta diberi ke komunitas artist untuk kembali mengembangkan keterampilan mereka," papar Amanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com