Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Bakal Tindak Tegas Pejabat yang Tak Capai Target

Kompas.com - 13/07/2020, 14:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bakal mengambil langkah yang tegas kepada jajaran pejabat di Kementerian Pertanian (Kementan) yang tidak bisa mencapai target program kerja. Menurutnya, posisi itu harus diisi oleh orang yang lebih berkompeten.

Syahrul mengatakan, para pejabat Kementan harus percaya diri dalam menjalankan program kerja untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Ia bahkan, menginginkan pejabat Kementan terjun langsung ke daerah untuk melihat kondisi nyata yang terjadi di lapangan.

"Kalau ada orang yang ragu, maka sebenarnya dia sudah mundur sebelum bertanding, orang-orang ini enggak tepat dipakai dalam situasi seperti ini," kata dia dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional 2020 di Kementan, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Baca juga: Kemenkop UKM Optimistis Target 10 Juta UMKM Go Digital Tercapai

Syahrul ingin, seluruh pejabat Kementan bisa bekerja secara serius tak hanya sekedar menikmati posisinya sebagai pejabat tinggi. Ia bahkan meminta Sekretaris Jenderal Kementan untuk melakukan evaluasi kinerja para pejabat Kementan.

"Kalau ada pejabat tidak bisa wujudkan apa yang jadi harapan, evaluasi Pak Sekjen, segera, enggak ada alasan. Kalau kau berpikir enggak bisa yah enggak bisa lah, apa gunanya kau jadi kepala disitu," tegasnya.

Ia mengatakan, pada saat ini ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, tak terkecuali Indonesia, ketersediaan pangan menjadi hal yang sangat penting. Terlebih Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) telah memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan dunia akibat pandemi.

Oleh sebab itu, program Kementan tak boleh gagal karena hal tersebut berkaitan dengan ketahanan pangan nasional. Dia bilang, pertanian menjadi sektor penting untuk memenuhi kebutuhan 267 juta jiwa masyarakat Indonesia.

"Saya berharap jajaran saya, kau yang rencanakan, kau yang tanggungjawab, kau yang mengakhiri. Enggak usah cari muka di hadapan saya, enggak perlu," kata Syahrul.

Syahrul menjelaskan, salah satu proyek strategis Kementan pada tahun ini adalah program percepatan musim tanam kedua (MT II) tahun 2020 yang targetnya bisa memproduksi beras 12,5-15 juta ton.

Program ini tak boleh gagal. Ia telah meminta, untuk para pejabat Kementan meninjau proyek ini secara langsung ke daerah-daerah yang menjadi lumbung padi.

Menurutnya, dengan stok beras dalam negeri hingga Juni 2020 yang tersedia 7,49 juta ton, dan bila musim panen kedua bisa mencapai 15 juta ton, maka stok beras bisa tembus 22 juta ton hingga akhir Desember 2020.

Pasokan itu akan melebihi kebutuhan nasional yang diperkirakan mencapai 15 juta ton hingga akhir tahun. Dengan demikian, ketahanan pangan ditengah krisis akibat Covid-19 pada tahun ini bsia teratasi.

"Pada tahun ini ketersedian pangan menjadi hal yang sangat perlu kita lakukan dengan percaya diri dan merupakan cita-cita kita. Ini harus tercapai," pungkas Syahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com