Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspansi Kredit, BTN Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 22/07/2020, 14:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memperluas ekpansi kredit, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV.

Pada tahap I Obligasi Berkelanjutan IV tahun 2020 tersebut direncanakan sebesar Rp1,5 triliun.

“Obligasi ini sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN tahun 2020-2022, yang akan digunakan perseroan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan," kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury dalam keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Meski Terdampak Pandemi, BTN Yakin Bisnis Tetap Melaju

Pahala menjelaskan, BTN telah membuka penawaran sejak 10 Juli 2020 dan akan berakhir pada 23 Juli 2020 mendatang.

Adapun target dari Obligasi Berkelanjutan Tahap IV ini adalah untuk membidik para pemilik atau pengelola dana baik perbankan, manajer investasi, maupun Dana Pensiun.

Menurut Pahala, saat ini merupakan momen yang tepat karena sejumlah alasan, antara lain tren penurunan suku bunga acuan, indikator makro juga masih stabil seperti inflasi rendah, nilai tukar yang stabil.

Ia memandang, kondisi tersebut masih kondusif bagi pasar obligasi. Pahala, menilai kondisi tersebut membuat pasar obligasi ramai peminat.

Baca juga: BTN dan SMF Sepakati Refinancing Rp 850 Miliar untuk KPR

Ini terbukti dari penerbitan obligasi yang dilakukan oleh beberapa emiten lain mendapatkan oversubscribe atas obligasi yang diterbitkan.

"Hal ini menunjukkan minat pasar masih dinilai baik dan kami optimistis dapat mencapai target penyerapan yang sudah dipatok Rp 1,5 triliun," sebut dia.

Adapun Direktur Finance, Planning and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, obligasi Seri A dengan tenor 370 hari memiliki indikasi kupon sebesar 6,25 hingga 7,15 persen, sementara Seri B dengan tenor tiga tahun memiliki indikasi kupon berkisar 7,40 persen hingga 8,40 persen, dan Seri C dengan tenor 5 tahun menawarkan indikasi kupon di rentang 7,90 persen hingga 8,90 persen.

Indikasi kupon tersebut, menurut Nixon, lebih menarik jika dibandingkan dengan Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor yang sama.

Sebagai informasi, per 8 Juli 2020, berdasarkan data Bloomberg, SUN dengan tenor 1 tahun memiliki yield 4,79 persen, sementara tenor 3 tahun sebesar 6,05 persen, dan SUN tenor 5 tahun memiliki yield sebesar 6,45 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com