Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan IHSG Berpotensi Menguat, Ini Sentimen Penggeraknya

Kompas.com - 18/10/2020, 14:22 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sementara itu, harapan akan realisasi stimulus fiskal di Amerika Serikat menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan ke depan.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Presiden Donald Trump akan "mempertimbangkan" menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fiskal 1,8 triliun dollar AS yang diusulkan sebelumnya.

Di sisi lain, sentimen pilpres AS masih menjadi isu utama penggerak bursa saham. Kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, diperkirakan akan menang pada pemilihan presiden AS 3 November 2020 mendatang.

Beberapa jajak pendapat menyebutkan, Biden memimpin atas kandidat dari Partai Republik Donald Trump.

Baca juga: Pagi Ini, IHSG Dibuka di Zona Hijau

“Kemenangan ini akan mendorong paket stimulus ekonomi yang lebih besar dan mengurangi potensi perang dagang dengan China. Selain itu pajak perusahaan di AS juga di perkirakan akan naik. Hal ini mendorong dollar AS lebih lemah dan akan positif bagi pasar Emerging Market termasuk Indonesia,” tambah dia.

Sementara itu, gelombang kedua Covid-19 meningkat karena infeksi melonjak di beberapa wilayah Eropa.

Pemerintah Perancis mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, karena terjadi kenaikan rawat inap akibat Covid-19 di atas ambang batas 9.100 untuk pertama kalinya sejak 25 Juni.

Inggris mengumumkan langkah-langkah ketat untuk mengurangi penyebaran Pandemi Covid-19 di London. Ini membuat Inggris mendekati lockdown nasional kedua.

 

Baca juga: IHSG Berpeluang Melemah di Akhir Pekan, Ini Rekomendasi Sahamnya

Ancaman gelombang kedua Covid-19 akan menjadi sentimen negatif yang diperhatikan pelaku pasar pekan depan.

Sementara itu, pasar saham dunia memasuki periode laporan keuangan kuartal ke III tahun 2020. Menurut data Refinitiv, dari 49 perusahaan di S&P 500 yang telah melaorkan kinerjanya, sebanyak 86 persen memiliki kinerja baik dan melewati perkiraan para analis.

Demikian juga di Indonesia, kinerja emiten akan tumbuh positif di kuartal ke III tahun 2020 akibat banyaknya upaya dari otoritas pasar modal dan pemerintah yang mendorong kinerja positif korporasi.

Diperkirakan kinerja emiten akan lebih baik daripada kuartal II 2020 dan juga akan lebih baik dari kuartal pertama tahun 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com