Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Gurihnya Bisnis Camilan Rengginang di Tengah Pandemi

Kompas.com - 10/11/2020, 12:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rengginang yang merupakan makanan tradisional terbuat dari nasi atau beras ketan, ternyata bisa menjadi camilan kekinian dengan beragam varian rasa. Hal itulah yang dilakukan oleh Fransiska Putri Setiawati.

Lewat merek Adakalanya, Fransiska mengelola usahanya dengan menawarkan produk camilan rengginang berukuran kecil-kecil disertai varian bumbu rasa original terasi, pedas, barbekyu, keju asin, dan cokelat. Menarik bukan?

Ia mengatakan, ide membuat inovasi rengginang menjadi produk yang lebih ramah di kalangan milenial sudah ada sejak tahun 2019, tapi sebatas riset saja. Barulah ketika pandemi masuk ke Indonesia mendorongnya merealisasikan ide tersebut.

Lantaran, pandemi membuat Fransiska yang juga seorang guru Bahasa Indonesia ini, harus menghabiskan banyak waktu kerjanya dari rumah. Hal itu sekaligus membuatnya punya waktu luang untuk membagi fokus ke usaha keluarga.

Usaha menjual rengginang memang bisnis keluarga Fransiska bersama sang Ibu, Kristiana Setiarni dan sang Ayah, Yulius Iriana yang sudah digeluti sejak 2002. Ketiganya kompak dalam mengolah bahan baku menjadi rengginang, mengemasnya, hingga memasarkannya.

"Mama punya bumbu rahasia dari nenek dalam membuat rengginang, dan akhirnya kami buat usaha menjual rengginang," ujar Fransiska kepada Kompas.com, dikutip Selasa (10/11/2020).

Kala itu mereka memulai usaha dengan bermodalkan dana sekitar Rp 100.000-Rp 200.000, memproduksi rengginang dengan ukuran diameter yang cukup besar lewat merek Anugerah Snack. Penjualannya pun berkisar 10-15 kilogram per bulan.

Baca juga: Omzet Terpukul Pandemi, Pengusaha Minuman Ini Banting Setir Jual Ikan Cupang

Pemasarannya sangat mengandalkan relasi yakni strategi kabar dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth). "Sembari juga dijual ke warung-warung sayur dan di pabrik tempat ayah kerja," imbuhnya.

Namun seiring berjalannya waktu penjualan rengginang kian menurun, menurut Fransiska, semakin banyak orang yang mulai bosan dengan kudapan tradisional tersebut. Oleh sebab itu, ia menyadari perlu inovasi untuk bisa terus memikat konsumen.

Wanita kelahiran Tangerang itu pun mulai melakukan riset untuk berinovasi, hingga akhirnya menghasilkan produk rengginang dengan ukuran diameter yang lebih kecil, serta memberikan beragam varian rasa. Patokan keberhasilan inovasinya adalah pendapat orang lain.

Sebelum akhirnya memasarkan produk rengginang terbarunya, Fransiska memang lebih dulu membagikan pada teman-temannya sebagai 'tester' untuk tahu apakah varian produk ini bisa diterima pasar atau tidak.

Seiring dengan perubahan bentuk rengginang, Fransiska juga melakukan rebranding dari nama Anugerah Snack ke Adakalanya, termasuk pula perubahan pada bentuk kemasan. Pergantian produk, merek, hingga kemasan tersebut terealisasi pada April 2020.

Fransiska bilang, setidaknya membutuhkan modal Rp 1 juta untuk keluarganya kembali menjual rengginang dengan jenis baru. "Modal itu mencakup bahan dasar ketan, bumbu, juga packaging," katanya.

Baca juga: Revolt Industry, Kisah 5 Sekawan Bisnis Kulit Sapi Beromzet Rp 700 Juta

Beragam varian rasa dari produk rengginang Adakalanya, diantaranya original terasi, pedas, barbekyu, keju asin, dan cokelat.Dok. Pribadi Fransiska Beragam varian rasa dari produk rengginang Adakalanya, diantaranya original terasi, pedas, barbekyu, keju asin, dan cokelat.

Respons pasar yang baik, seiring perkembangan teknologi yang pesat di tengah pandemi, ternyata mendorong penjualan rengginang Adakalanya kian meningkat. Kini penjualannya pun mencapai 50-70 kilogram per bulan.

Tentunya itu dibarengi omzet yang turut melejit. Bila dulunya dengan jenis rengginang yang lama hanya meraup Rp 2 juta- Rp 2,5 juta per bulan, kini dengan inovasi rengginangnya berhasil meraup omzet rata-rata Rp 5 juta, bahkan sempat mencapai Rp 7,5 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com