Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Daya Beli Masyarakat Masih Kuat di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 16/12/2020, 18:49 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengubah pola hidup masyarakat. Misalnya dalam mengelola keuangan, dimana masyarkaat lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil riset dari BAYK bersama Populix terkait perilaku konsumen selama pandemi.

“Dengan memahami benang merah perilaku konsumen, kita bisa memprediksi ke arah mana arus utama tren perilaku masyarakat ke depannya,” ujar General Manager BAYK Strategic Sustainability Arya Gumilar dalam webinar, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Pandemi Membuat Omzet Industri Kuliner Merosot

Arya menambahkan, riset menggunakan survei kuantitatif dengan 300 responden yang tersebar di lima kota besar Indonesia sebagai data primer. Sementara data sekunder didapat dari observasi, wawancara lapangan, dan desktop research.

Dari survei yang dilakukan, responden umumnya mengakui bahwa Covid-19 banyak mengubah pola hidup. Dalam urusan mengelola keuangan misalnya, 87 persen responden mengaku memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari selama pandemi ini.

Lebih dari 90 persen responden juga mengaku menjadi lebih sering memasak ketimbang masa sebelum pembatasan sosial diberlakukan.

Namun fakta di lapangan juga menunjukkan, sejumlah produk yang sebetulnya masuk pada kategori tersier, justru meningkat selama pandemi. Stok sepeda di setiap kota habis.

Bahkan sepeda impor merek tertentu dari luar negeri dengan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah per unit, juga ludes di masa pandemi ini.

Sementara itu, Executive Vice President of Operational Blibli.com Lisa Widodo menambahkan, perubahan pola konsumen dari fase awal pandemi hingga kini, berdasarkaan data di Blibli.com.

Ada perubahan preferensi yang menarik, bagaimana konsumen yang awalnya gandrung pada produk ‘serba sehat’ kemudian bergerak ke kebutuhan kompensasi agar tetap ‘waras dan eksis’.

Menurut Lisa, setidaknya ada 3 gelombang preferensi masyarakat dalam berbelanja berdasarkan data penjualan di Blibli.com. Pertama adalah fase panic buying di tiga bulan pertama masa pandemi.

Produk yang banyak diburu di antaranya hand sanitizer, makanan kalengan, dan suplemen multivitamin.

Memasuki bulan keempat pandemi, masyarakat mulai beradaptasi lebih jauh dengan kebijakan pembatasan sosial. Dilihat dari data penjualan, sebagian masyarakat sibuk merenovasi kecil-kecilan kediaman mereka, seperti mengganti penerangan di rumah dengan sistem pintar berbasis ponsel. Termasuk juga pembelian sepeda dan aksesorisnya yang terlihat melonjak.

Di fase ketiga, masyarakat cenderung memilih produk atau jasa yang terkait dengan hiburan. Promo penerbangan murah, menurut Lisa, adalah salah satu yang paling cepat laku, padahal masih pandemi.

“Sudah kayak kacang goreng,” ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com