Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Jika Ingin Saingi BSI, Bank Syariah Lain Harus Perkuat Modal

Kompas.com - 19/01/2021, 15:08 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong bank-bank syariah memperkuat modal agar bisa menyaingi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang bakal merger pada 1 Februari 2021 mendatang.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana mengatakan, penguatan modal akan membantu industri keuangan syariah bersaing lebih sehat alias tak terjadi winners take all.

"Kalau ini (merger) terjadi, itu tentunya akan menarik kepada pemain syariah lain untuk menjadi lebih kuat," kata Heru dalam paparan Outlook Ekonomi Syariah secara virtual, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Unilever Siap Bantu Distribusi Vaksin Covid-19

Heru menuturkan, penguatan modal bisa dilakukan dengan konsolidasi bisnis atau membiarkan investor masuk dalam bank tersebut.

Hal ini perlu dilakukan oleh bank dalam kategori BUKU I dan BUKU II. Adapum bank yang masuk dalam kategori BUKU I adalah banj dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun, sedangkan bank BUKU II bermodal inti Rp 1-5 triliun.

"BUKU I dan II kita ingin agar pemiliknya terus memikirkan jalan keluar agar permodalannya makin kuat, dan sinergi dengan beberapa partner," papar Heru.

Selain dari sisi permodalan, bank-bank kecil itu perlu memperkuat kapasitas sumber daya manusia sehingga mampu melayani nasabah secara lebih prudent.

OJK kata Heru, terus memberikan peluang kepada bank-bank tersebut agar secepatnya menambah modal inti.

"Dia (BSI) sendirian tentunya kan tidak bagus, sehingga nanti harapan regulator BSI tidak sendiri jadi besar. Kita harap seluruh bank berkembangnya cukup baik," pungkasnya.

Baca juga: KKP Tegaskan Tidak Beri Izin Kapal Asing Tangkap Ikan di Indonesia

Sebagai informasi, BSI akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun pasca legal merger terlaksana.

Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank hasil penggabungan akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com