Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch Pertahankan Peringkat Utang RI, Bos BI: Bentuk Pengakuan Stakeholder Internasional

Kompas.com - 25/03/2021, 09:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat ini mempertahankan Sovereign Credit Rating pada BBB dengan outlook stabil pada 10 Agustus 2020 (investment grade).

Menanggapi keputusan Fitch, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, afirmasi Fitch merupakan bentuk pengakuan stakeholder internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga.

Baca juga: BI Borong Surat Utang Pemerintah Rp 65 Triliun

Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat baik secara nasional maupun antar lembaga anggota KSSK yaitu Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

"Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus bersinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," kata Perry dalam siaran pers, Kamis (25/3/2021).

Dalam asesmennya, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih bertahap mencapai 5,3 persen pada 2021 dan 6 persen pada 2022, setelah terkontraksi 2,1 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Pemulihan ekonomi tersebut didorong oleh stimulus pemerintah dan ekspor yang juga didukung perbaikan harga komoditas.

"Selain itu, momentum pertumbuhan ekonomi juga akan didukung oleh pembangunan infrastruktur. Pemulihan akan bergantung pada penanganan penyebaran Covid-19 khususnya melalui percepatan vaksinasi," ucap Perry.

Dalam jangka menengah, Fitch memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh implementasi Undang Undang Cipta Kerja yang bertujuan untuk menghapus berbagai hambatan investasi.

Fitch juga mencatat pembentukan Indonesia Investment Authority sebagai langkah untuk mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun ke depan. 

Baca juga: Emak-emak" Jadi Salah Satu Pemborong Terbesar Surat Utang Pemerintah ORI019

Fitch memperkirakan defisit fiskal akan sedikit menurun menjadi 5,6 persen pada 2021 dari 6,1 persen pada 2020, sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah.

Pada 2021, belanja pemerintah tetap difokuskan pada upaya untuk mengurangi dampak krisis kesehatan, tecermin pada peningkatan alokasi belanja kesehatan, bantuan rumah tangga, dan sektor usaha menjadi 4,2 persen dari PDB pada 2021 dari 3,8 persen pada 2020.

"Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi batas atas defisit fiskal 3 persen pada 2023," ungkapnya.

Dari sisi penerimaan, Fitch memperkirakan rasio penerimaan pemerintah akan membaik secara gradual menjadi 12,3 persen dan 12,8 persen dari PDB untuk 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi, setelah mencatat rasio sebesar 12,1 persen pada 2020.

Fitch menyebutkan, dampak pandemi terhadap posisi fiskal Indonesia tidak separah negara peers.

Menurut Fitch, dukungan Bank Indonesia (BI) atas pembiayaan defisit fiskal telah membantu mengurangi biaya bunga dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi.

Meski demikian, perlu ditekankan bahwa langkah ini bersifat sementara sehingga tidak menimbulkan risiko penurunan keyakinan investor terhadap kredibilitas kebijakan moneter.

Baca juga: Mulyani Optimistis Defisit APBN Bisa di Bawah 3 Persen di 2023, Ini Alasannya

Untuk merespon pandemi lebih lanjut kata Perry, BI telah menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 150bps sejak awal 2020, melonggarkan kebijakan makroprudensial, dan menambah likuiditas bagi sistem perbankan.

"Cadangan devisa juga meningkat mencapai 138,8 miliar dollar AS pada akhir Februari 2021 dari 121 miliar dollar AS pada akhir Maret 2020, seiring berkurangnya defisit transaksi berjalan dari 2,7 persen PDB pada 2019 menjadi 0,4 persen PDB pada 2020," pungkas Perry.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com