Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saham-saham yang Paling Terdampak Jika Ekonomi Kembali Lesu

Kompas.com - 22/06/2021, 21:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan telah menembus 2 juta kasus, dan hal ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pesimistis terhadap perekonomian dalam negeri.

Akibatnya, Menkeu akan merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021. Terlebih, pemerintah akan menggelar PPKM Mikro pada 22 Juni hingga 5 Juli 2021.

Sebelumnya, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi di sepanjang April-Juni 2021 berada di rentang 7,1 persen hingga 8,3 persen year on year (yoy). Namun, Menkeu menekankan ekonomi di kuartal II-2021 akan tetap berada di zona positif.

Baca juga: Jangan Langsung Baper, Begini Tips Investasi Saham saat Harganya Rontok

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, sejumlah sektor akan mengalami dampak secara langsung apabila ekonomi kembali lesu. Menurutnya, sektor otomotif, properti, dan consumer goods bakal langsung tekena efek negatifnya.

Semua saham-saham dari ketiga sektor tersebut bisa melemah apabila kondisi ekonomi kembali melambat.

"Sektor komoditas juga menjadi perhatian, namun masih tertopang oleh pemulihan ekonomi yang terjadi di Amerika dan China. Kebetulan keduanya merupakan mitra dagang terdekat dengan kita," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (22/6/2021).

Nico menyatakan saham-saham dari sektor tersebut akan langsung terdampak lantaran masuk ke dalam saham-saham yang tergantung dengan daya beli. Apabila kasus Covid-19 mengalami peningkatan, tentu saja hal ini akan membuat masyarakat kembali menunda konsumsinya.

Hanya saja, Nico tak dapat memperkirakan sejauh mana potensi penurunan saham-saham tersebut apabila ekonomi kembali turun.

"Karena kami melihat kalaupun perekonomian kembali turun, tentu tidak akan sedalam seperti yang dulu. Kalaupun mengalami penurunan paling hanya sementara," tambah Nico.

Untuk pelaku pasar yang masih menggenggam saham-saham dari ketiga sektor tersebut, Nico menyarankan agar terus mencermati setiap situasi dan kondisi yang ada saat ini.

Baca juga: Investasi Saham Bukan untuk Main-main, Ketahui Risikonya Sebelum Beli

Jika pelaku pasar dan investor yakin bahwa distribusi dan vaksinasi berlangsung lebih cepat dari pada penyebaran Covid-19, maka penurunan harga saham itu merupakan sebuah momentum untuk melakukan akumulasi beli.

Sebaliknya, apabila pelaku pasar tidak yakin akan situasi dan kondisi perekonomian, berganti sektor mungkin bisa menjadi sebuah pilihan.

Nico menilai ada beberapa saham dari ketiga sektor tersebut masih cukup menarik untuk dicermati. Misalnya saja PT Astra International Tbk (ASII), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Dari segi valuasi saham-saham tersebut saat ini juga terbilang murah.

Jika melihat pergerakan sahamnya, saham ASII sudah terkoreksi 4,45 persen dalam sepekan terakhir, kemudian saham CTRA menurun 3,55 persen dalam seminggu ini, ICBP melemah 1,23 persen dalam seminggu, dan UNVR minus 2,42 persen dalam sepekan terkhir.

Sambil mewaspadai kondisi saat ini, Nico bilang investor juga bisa melirik saham-saham dari sektor teknologi dan perbankan yang merupakan salah satu primadona sejak awal tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com