Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Minta Perusahaan Tidak Menstok Obat-obatan Covid-19

Kompas.com - 13/07/2021, 17:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, salah satu persoalan dari kelangkaan obat-obatan terkait Covid-19 adalah banyaknya pihak yang membeli untuk disimpan sebagai stok.

Ini dilakukan oleh individu maupun perusahaan.

Ia mengatakan, mereka menstok obat-obatan untuk memberikan rasa aman jika sewaktu-waktu butuh menggunakan obat tersebut.

Baca juga: Disalurkan lewat TNI-Polri, Ini Rincian Paket Bansos dan Obat Gratis

"Jadi semua orang ingin punya obat di taruh buat stok di rumah. Saya mengerti karena itu memberikan rasa aman, tapi itu mengurangi satu orang yang membutuhkan untuk bisa mendapatkan akses obat dan dia bisa mati," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021).

Budi mengatakan, tren menstok obat-obatan diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan yang membeli ribuan obat.

Ia bilang, tujuan para perusahaan itu untuk menjamin ketika karyawannya sakit maka bisa membantu dengan memberikan obat tersebut.

Tapi lagi-lagi dia menekankan, perilaku menstok obat-obatan di saat belum membutuhkan, malah akan berdampak sangat buruk bagi orang lain yang benar-benar sedang membutuhkannya.

"Jadi saya melihat perusahaan-perusahaan beli, niatnya baik, supaya nanti karyawannya ada apa-apa dia sudah siapkan paketnya (obat). Tapi yang perlu dipahami adalah itu akibatnya menutup kesempatan orang-orang yang sangat membutuhkan," ungkap dia.

Baca juga: Pekan Ini, Pemerintah Bagikan 300.000 Paket Obat Gratis ke Pasien Covid-19 yang Isoman

Oleh sebab itu, Budi meminta perusahaan-perusahaan itu berhenti memborong obat-obatan hanya untuk menstok.

Ia bilang, biarkan mekanisme medis yang berlaku terkait kebutuhan akan obat-obatan tersebut.

"Semua perusahaan-perusahaan besar tidak usah membeli. Karena kalau membeli 10.000 obat, itu ada 10.000 orang yang benar-benar membutuhkan kehilangan akses (obat). Biarkan mekanisme secara medis yang berlaku," ungkap dia.

Budi menegaskan, dalam kondisi pandemi saat ini, obat-obatan bukan untuk disimpan sebagai cadangan pribadi guna memberi rasa aman.

Maka, ia minta untuk setiap pihak berhenti membeli obat jika memang belum memerlukannya.

Baca juga: Pekan Depan, Pemerintah Bagi-bagi Obat Covid-19 untuk Pasien Tak Mampu

"Ini bukan untuk disimpan sebagai cadangan untuk rasa aman. Ini bahaya, nanti obatnya habis kalau di kejar semua pihak. Kita benar-benar membutuhkan, (obat-obat) ini perlu diberikan oleh dokter, oleh rumah sakit ke orang-orang yang memang sudah sakit dan membutuhkan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com