Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Kompak Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 03/09/2021, 09:41 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (3/9/2021).

Demikian juga dengan mata uang garuda yang memguat tipis pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.079,07 atau naik 0,84 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.078,22.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Menguat di Akhir Pekan, Cek Rekomendasi Sahamnya

Sebanyak 197 saham melaju di zona hijau dan 118 saham di zona merah. Sedangkan 206 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 660,8 miliar dengan volume 1,67 miliar saham.

Pagi ini, bursa saham Asia mixed dengan kenaikan Indeks Nikkei 0,36 persen, sementara Strait Times melemah 0,09 persen.

Wall Street pagi ini ditutup positif dengan kenaikan S&P 500 sebesar 0,28 persen, Nasdaq 0,14 persen, dan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,37 persen.

Sebelumnya, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menjelaskan, secara teknikal IHSG bergerak melemah dibawah level MA20, tetapi tertahan di atas MA50 pada pergerakan sebelumnya.

Baca juga: Hingga Agustus 2021, Jumlah Investor Saham Mencapai 2,6 Juta SID

Ini menjadi sinyal pembalikan arah pergerakan yang berpotensi cukup kuat kembali pada trend positifnya.

"Meskipun demikian momentum indikator Stochastic dan RSI menjenuh pada area dekat overbought akan menjadi penahan pergerakan. Sehingga kami perkirakan IHSG berpotensi mencoba rebound diperdagangan akhir pekan ini pada support resistance 6.072-6.130,” kata Lanjar dalam rekomendasinya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat tipis.

Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak di level Rp 14.270 per dollar AS, naik tipis 2 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.272 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah hari ini terjadi karena Indeks dollar AS masih menunjukkan pelemahan pada perdagangan kemarin.

Baca juga: BRI Right Issue Rp 95,92 Triliun, Bagaimana Prospek Saham BBRI?

"Rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen pelemahan dollar AS yang masih terjadi sejak awal pekan. Membaiknya sentimen pasar terhadap risiko dengan pergerakan positif indeks saham global kemarin juga membantu pelemahan dollar AS," kata Ariston.

Di sisi lain, pasar masih menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis nanti malam untuk mengkonfirmasi pernyataan Gubernur the Fed soal kebijakan moneter selanjutnya.

"The Fed membutuhkan perkembangan data-data ekonomi terutama data tenaga kerja dan inflasi untuk menimbang langkah selanjutnya. Penantian terhadap data ini mungkin juga yang membuat pergerakan nilai tukar rupiah dalam kisaran sempit," jelas dia.

Ariston memproyeksikan rupiah bisa bergerak support pada kisaran Rp 14.230 per dollar AS, dan resisten di kisaran Rp 14.300 per dollar AS.

Baca juga: Ini Cara Memesan Rights Issue Saham BRI

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com